13 Desember 2024

Marketplus.id – Masifnya penggunaan internet turut memberi tak hanya dampak positif tapi juga konten-konten negatif yang beredar di dunia maya. Warganet harus bisa memfilter segala informasi informasi yang masuk agar terhindar dari dampaknya maupun tidak menjadi pelaku.

“Tiga risiko utama di ruang digital yang dihadapi warga Indonesia antara lain adalah hoaks, penipuan, ujaran kebencian dan diskriminasi,” ujar Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, Lilik Hamidah saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin (17/10/2022).

Dengan 19 persen mengaku menjadi target perundungan dan 47 persen terlibat dalam insiden. Maka tidak mengherankan bahwa survei Digital Civility Indeks (DCI), Indonesia menempati urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei sekaligus terendah di Asia Tenggara untuk survei mengenai tingkat kesopanan internet tahun 2020.

Terkait konten negatif, Lilik mengungkapkan termasuk di dalamnya informasi atau dokumen elektronik yang memiliki muatan melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan, atau pencemaran nama baik dan pengamcaman serta penyebaran berita bohong yang mengakibatkan kerugian. Konten negatif diartikan juga sebagai substansi yang mengarah pada penyebaran kebencian dan permusuhan berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan.

“Namun memang konten negatif seperti hoaks bisa terus ada karena menjadi salah satu sumber uang bagi pembuatnya. Digunakan untuk kepentingan politik, mencari kambing hitam, hingga tujuan memecah belah persatuan,” ia menambahkan.

Lebih lanjut Lilik mengemukakan cara untuk melawan hoaks seperti kemampuan literasi digital yang baik untuk seluruh pengguna media digital, agar bisa memverifikasi informasi yang beredar di internet termasuk media sosial. Lalu memahami maksud informasi yang disampaikan dari berbagai platform dan tidak menyebarkan ulang tanpa memastikan kebenaran informasi terlebih dulu.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Managing Director D&D Consulting, Ni Made Suryandari, Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, Lilik Hamidah, serta Dekan Fikom Unitomo, Harliantara. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *