2 Juli 2025

Marketplus.id – Era digital seperti saat ini bermunculan beragam sistem pembayaran atau produk jasa keuangan yang bisa dikatakan memudahkan masyarakat berbelanja. Di era digital seperti sekarang ini, muncul juga fenomena paylater dari perusahaan financial technology (fintech) maupun startup lainnya yang memungkinkan masyarakat untuk membeli sesuatu, baik barang ataupun jasa dengan dicicil tanpa menggunakan kartu.

“Fintech merupakan gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang awalnya membayar harus bertatap-muka dan membawa sejumlah uang kas, kini dapat melakukan transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran yang dapat dilakukan dalam hitungan detik saja,” kata Adrian Tjandra, Former National Switching Company (Jaringan ATM Prima) / Payment Section Head dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Jumat (9/7/2021).

Lanjutnya, fintech saat ini mulai populer dengan fitur paylater-nya alias bayar nanti. Paylater memungkinkan masyarakat untuk membeli sesuatu, baik barang ataupun jasa dengan dicicil tanpa menggunakan kartu kredit.

Beberapa contoh fintech yang memiliki fitur paylater adalah OVO PayLater, Kredivo. Ada pula startup di bidang jasa yang mengeluarkan layanan paylater, seperti Traveloka yang mengeluarkan fitur Traveloka PayLater. Berikutnya Gojek yang mengeluarkan Gojek PayLater.

Ia menjelaskan, kelebihan paylater adalah tidak ada syarat yang terlalu rumit dibandingkan perbankan, karena biasanya paylater diberikan kepada masyarakat yang sudah berkali-kali melakukan transaksi di aplikasi digital tertentu. Adrian menerangkan, paylater lebih mudah dalam proses pengajuannya, tapi alangkah baiknya paylater digunakan untuk keperluan yang memang mendesak.

“Jadi karena dia bersifat utang sebenarnya pertama hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang sifatnya mendesak atau kewajiban, misalnya untuk sekolah dan sebagainya, itu bisa,” katanya.

Ia juga menambahkan, agar kredit digital seperti paylater tersebut digunakan hanya untuk hal-hal yang bersifat produktif, bukan konsumtif. Kalau pun misalnya ingin memenuhi kebutuhan traveling menggunakan paylater, tetap harus memberikan hasil.

“Misalnya kita gunakan paylater untuk jalan-jalan tapi bukan sekadar jalan-jalan, tapi dari situ kita bisa mendapatkan hasil dan sebagainya,” imbuhnya.

Menurutnya, masyarakat memakai kredit tersebut untuk keperluan apa saja, yang penting bisa mengendalikan penggunaannya. “Sebenarnya bisa digunakan untuk apa saja nggak masalah. Tapi yang penting kita bisa mengendalikan penggunaannya,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *