2 Juli 2025

Marketplus.id – Beralihnya hampir semua aktivitas anak secara online membuat keamanan mereka di dunia maya harus menjadi perhatian. Selain soal pencurian data pribadi, anak juga berisiko terpapar konten pornografi dan kekerasan dari internet.

“Melihat kondisi ini, sudah seharusnya kita sebagai orang tua memberi perhatian dan bersama-sama melakukan pencegahan dengan mendampingi anak dan memberi perlindungan bagi mereka di era digital ini. Orang tua harus bisa mendidik anak sesuai dengan perkembangan zaman, mempersiapkan anak untuk menghadapi era digital yang penuh manfaat sekaligus tantangan,” tegas dr. Ikfina Fatmawati, Bupati Mojokerto, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (28/7/2021).

Ikfina mengungkapkan, hal tersebut disebabkan karena banyaknya anak yang terjerumus dalam bahaya penggunaan gawai karena adanya kesenjangan kemampuan teknologi antara orang tua dan anak. Orang tua harus mempunyai literasi digital yang baik dan memahami aturan di dunia digital, mampu memilah sekaligus menyampaikan konten positif dan mencegah konten negatif pada anak.

“Untuk itu melalui pelatihan parenting di era digital ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan para orang tua, pendidik juga masyarakat dalam mendampingi dan melindungi anak dalam menggunakan teknologi seperti gawai dengan baik dan aman,” terangnya.

Ia menuturkan dalam mendampingi anak di era digital, harus dilakukan dengan cara asyik dan bijak. Orang tua harus melakukan pendekatan kepada anak, mengajaknya untuk beraktivitas menikmati momen bersama, melakukan hal yang ia sukai di dunia nyata agar anak tidak larut dan berlebihan menggunakan internet.

Ia juga menambahkan, orang tua harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan anak secara asertif dan terkoneksi dalam berbagai situasi terkait dunia digital, seperti memuji, menegur, bernegosiasi, dan lain-lain.

“Kita harus menciptakan suasana ramah, hangat dan penuh cinta bersama anak agar ia tidak mencari kegiatan di luar rumah yang ancamannya lebih besar. Selain itu, sebagai orang tua kita harus bisa menjadi suri tauladan bagi anak yang memiliki integritas tinggi, menjadi ‘top of mind’ (idola) bagi anak, konsisten, kompeten (mampu), dan hadir untuk mendampingi anak,” paparnya.

Dia juga mengajak para orang tua untuk menjadi sosok idola bagi anak. Yaitu orang tua yang funky, asyik, bergaul, mampu dekat dengan anak serta teman-temannya.

“Kita harus hadir dalam hidup anak, mau mendengarkan mereka dengan antusias, menjadi teman diskusi yang asyik. Terapkan nilai-nilai luhur pada anak seperti jujur, menghargai, ikhlas peduli, empati, bijak, cinta dan sayang pada anak,” katanya.

Untuk itu, beberapa hal yang harus dipahami orang tua dan pendidik, yaitu mengetahui di usia berapa saja anak boleh menggunakan gawai dan internet, mengetahui password media sosial anak-anak kita, membuat kesepakatan agar anak tidak membawa gawai ke tempat tidur dan meja makan, berteman dengan anak di media sosial tetapi jangan mengontrolnya, masuk di dunia online bersama anak, saat bertemu orang lain anak harus berbicara dengan sekelilingnya bukan asyik main gawai. Yang terakhir orang tua harus memasang fitur “Parental Control” pada gawai anak.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *