2 Juli 2025
WhatsApp Image 2022-06-13 at 17.45.41

Marketplus.idBlue carbon merupakan karbon yang diserap dan disimpan pada ekosistem pesisir dan laut, seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan rawa payau.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) menggelar Workshop untuk mengangkat potensi blue carbon dan mendukung pembangunan blue economy serta pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia di Kantor KLHK.

Workshop yang mengangkat tema “Blue Carbon dalam Pembangunan Blue Economy dan Pencapaian Target NDC” itu dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, serta Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen.

Dalam kesempatan itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar memberikan paparan tentang blue carbon atau karbon yang diserap dan disimpan oleh laut dan ekosistem pesisir seperti mangrove dan lamun.

Ekosistem pesisir diidentifikasi mampu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) secara signifikan dibanding hutan daratan. Ekosistem pesisir meliputi hutan mangrove, rawa payau, dan padang lamun, menjadi faktor penting yang diidentifikasi sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.

Menteri LHK Siti Nurbaya sebelumnya menyebutkan Blue Carbon menjadi salah satu strategi penurunan emisi untuk memenuhi target NDC di tahun 2030 dalam memerangi perubahan iklim.

“KLHK terus berupaya untuk semakin memperkuat bagaimana kontribusi Indonesia di dalam penurunan emisi karbon. KLHK sudah menyiapkan langkah-langkah operasional kaitan dengan forest dan daratan melalui FoLU Net Sink 2030. Ada yang jauh lebih potensial dan sangat penting yaitu dari sektor pesisir dan ekosistem kelautan,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta.

Blue carbon atau karbon biru merupakan karbon yang diserap dan disimpan pada ekosistem pesisir dan laut, seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan rawa payau. Pengembangan blue carbon (karbon biru) sangat penting dan potensial di Indonesia, khususnya ekosistem mangrove. Menjaga dan memperbaiki ekosistem mangrove merupakan suatu cara ampuh untuk menjaga ekosistem kelautan Indonesia sekaligus membuat penangkap karbon yang baik.

“Pemerintah selama ini sudah menanam mangrove dari tahun 2010 sampai 2019 itu 45 ribu hektar lebih, dan selama tahun 2020 kita sudah menanam 39.970 hektar. Jadi kita sudah menanam lebih dari 80 ribu hektar. Seperti arahan Bapak Presiden, akan dilakukan penanaman sampai 600 ribu hektar lebih,” ungkap Siti.

Hal senada juga disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Trenggono. Ia menyebut pihaknya berkomiten untuk berkontribusi dalam menjaga ekosistem alam dengan memanfaatlan Blue Carbon.

“Kita memang harus saling support bersama, untuk menjaga ekosistem alam, jadi kita dihadapkan pada suatu keadaan yang mana ekologi harus dijaga tapi di sisi lain ekonomi harus tumbuh dan berkembang. Karena pertumbuhan manusia juga terus meningkat, khusus Indonesia akan semakin meningkat, jadi di laut kami yakini itu lebih besar dari pada di darat (dalam menyerap karbon),” ungkap Trenggono.

Trenggono menyampaikan, bersama menteri LHK, pihaknya akan membuat satu terobosan baru melalui FGD sehingga bisa didapatkan rumusan yang siginifikan.

“Jadi, salah satu contoh sedang dalam pembahasan adalah bagaimana merestorasi mangrove, sisi lain adalah ruang konservasi di laut yang sangat terjaga dan tidak bisa disentuh oleh aktivitas umat manusia,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *