
Marketplus.id – Di tengah berbagai tantangan perekonomian global dan domestik, PT Phapros Tbk (PEHA), perusahaan farmasi terkemuka nasional, sepanjang semester I/2025 berhasil membukukan pertumbuhan penjualan konsolidasian yang melesat 25 persen secara year-on-year.
Pertumbuhan penjualan ini disumbangkan oleh beberapa segmen produk PEHA antara lain 81 persen dari segmen obat bebas atau over the counter (OTC) dan 79 persen oleh segmen obat resep bermerek (etikal branded).
Plt Direktur Utama PEHA, Ida Rahmi Kurniasih, yang akrab disapa Ida, mengatakan bahwa tingginya pertumbuhan penjualan Perseroan Y-O-Y di semester I/2025 disumbangkan dari pendapatan 2 segmen utama produk, yaitu obat bebas (OTC) sebesar Rp 93 Miliar serta obat resep bermerek sebesar Rp 112 Miliar.
“Kontribusi terbesar untuk pertumbuhan penjualan obat resep bermerek disumbangkan oleh segmen pasar Modern Outlet serta Rumah sakit yang tumbuh diatas 30 persen, sedangkan untuk segmen obat jual bebas, di sokong oleh segmen Retail dan Tender” ujarnya.
Pencapaian apik Semester I/2025, kata Ida, merupakan hasil kerja keras seluruh insan Phapros melalui berbagai strategi yang telah dijalankan seperti penguatan kerja sama dengan distributor, penataan portofolio produk, disiplin eksekusi, launching produk baru, dan efiesiensi biaya. Hal ini juga menjadi bukti adanya upaya perbaikan kinerja fundamental Perseroan serta penguatan sinergi sebagai Member of Biofarma (Holding BUMN Farmasi).
Ida menambahkan, pertumbuhan penjualan pada 6 bulan pertama tahun 2025 ini menjadi indikator penting bagi keberhasilan perusahaan untuk mencapai target pertumbuhan penjualan double digit hingga akhir tahun ini.
Efisiensi Biaya dan Dampak Pada Laba Perseroan
Strategi cost restructuring yang dilakukan Perseroan sepanjang 2025 ini memberikan hasil signifikan dimana Harga Pokok Produksi (HPP) berhasil di tekan hingga pertumbuhannya linier dengan pertumbuhan penjualan dan menunjukkan efisiensi.
Beberapa biaya juga mengalami koreksi, antara lain penurunan beban usaha di semester I 2025, mencapai 7,3% menjadi Rp181 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 195 miliar.
PEHA juga berhasil memangkas biaya pemasaran dan distribusi sebesar 13,5% YoY, serta kenaikan laba usaha hingga 219%, atau sebesar Rp 39 miliar dibandingkan periode sebelumnya yang masih rugi.
Sebagai dampak positif atas melonjaknya pertumbuhan penjualan, dan keberhasilan strategi cost restructuring yang dijalankan, emiten berkode saham PEHA ini sesuai laporan keuangannya yang telah tayang, berhasil membukukan secara year-on-year kenaikan tajam laba bersih hingga 105 persen atau sebesar Rp 2,5 miliar dibandingkan tahun lalu yang mengalami rugi bersih Rp 49 miliar.
Dari sisi EBITDA, Perseroan juga mendulang pertumbuhan hingga 869 persen atau setara dengan Rp 62,5 miliar dibandingkan tahun lalu yang mengalami minus. Pada Semester I/2025 ini, Phapros juga sukses menurunkan liabilitas jangka pendek sebesar 27%.
Ida menjelaskan, di tengah tekanan persaingan yang ketat, salah satu strategi yang dijalankan sejak pertengahan tahun 2024, yaitu Phapros lebih selektif memprioritaskan produk obat-obatan yang bermargin bagus.
Dia mencontohkan, dari sekitar 200 Nomor Izin Edar yang dimiliki, perseroan berfokus pada penjualan 54 produk. Strategi ini berjalan baik, sehingga biaya riset, marketing, dan modal kerja menjadi lebih efisien dan efektif, yang berdampak langsung pada peningkatan EBITDA dan laba bersih PEHA di Semester I tahun ini.
Strategi Pertumbuhan ke depannya dan Inovasi Produk Baru
Inovasi menjadi kunci penting untuk menyokong pertumbuhan penjualan. Hasil riset terbaru yang dihasilkan tim R&D PEHA telah secara signifikan menaikkan penjualan pada tender obat program Pemerintah. Dengan meluncurkan produk baru OAT (obat anti TBC) Kategori 1 Dosis Harian yang telah lulus uji klinis dan memperoleh NIE dari Badan POM, membuka peluang untuk turut aktif berpartisipasi dalam pengendalian dan pengobatan tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Dalam waktu dekat, sediaan OAT ini akan diproduksi juga untuk pasar reguler sehingga akses bagi masyarakat yang memerlukan makin terbuka.
“Seluruh insan Phapros tengah bekerja keras menghadapi berbagai tantangan eksternal dan internal. Di saat pasar agak melemah dan harga obat-obatan makin kompetitif, PEHA terus beradaptasi dan berbenah agar operasional lebih efisien dan mampu bersaing di pasar. Kami juga terus berinovasi melalui produk dan desain baru agar tetap relevan. Saat ini hingga Juni, Phapros telah meluncurkan 3 produk baru dari total 6 produk yang ditargetkan akan rilis di 2025. Dimana 3 produk baru ini berasal dari kelas terapi antibiotik dan obat terapi TB. “Ke depannya diharapkan produk-produk ini menjadi “amunisi baru” bagi pertumbuhan Perseroan yang berkelanjutan, Oleh karena itu kami optimistis kinerja PEHA akan makin baik dengan target pertumbuhan penjualan minimal 18% di tahun 2025 ini,” tegas Ida, Selasa (28/6/2025).
Ida menegaskan, Phapros saat ini terus berfokus menjalankan 5 strategi utama dalam transformasi bisnis dan keuangan. Strategi pertama, memperkuat keuangan yang berkelanjutan melalui restrukturisasi hutang perbankan dan efisiensi di segala aspek. Kedua, peningkatan kepuasan pelanggan melalui penguatan komersialisasi dan distribusi produk. Ketiga, pengembangan bisnis dan portofolio produk melalui penguatan RnD dan kemitraan strategis termasuk perluasan pasar ekspor. Keempat, transformasi sistem dan proses bisnis melalui penguatan supply chain, memacu inovasi dalam proses bisnis hulu hingga hilir serta digitalisasi di segala lini. Kelima, optimalisasi budaya dan sumber daya manusia melalui transformasi human capital dan pengembangan talent.
“Kelima strategi utama tersebut telah berjalan sejak tahun lalu dan tetap difokuskan lagi pada tahun 2025 untuk memperkuat fundamental bisnis dan meningkatkan penjualan sehingga dapat mencetak profitabilitas berkelanjutan sebagaimana terlihat di sepanjang semester I 2025 ini”, tutup Ida.