30 Desember 2025
Dwi Indra

Marketplus.idPenulis dengan penghasilan miliaran, Dwi Indra mengungkapkan kisah sarat inspirasinya dalam kegiatan Genmatic yang diselenggarakan oleh Ekraf dan KBM App pada 21 Desember 2025 di Semarang.

Dwi Indra dan adiknya hanya mendapat uang jajan minim yang nyaris tidak cukup dibelikan apapun di kantin sekolah. Karena itu Dwi memberi jatah jajan untuk adiknya dan menghabiskan waktu di perpustakaan untuk membaca buku.

“Mungkin kalau dulu tidak miskin, dan punya uang jajan, saya tidak bisa sesukses ini sebagai penulis,” ungkapnya.

Sejak SD hingga SMA Dwi menghabiskan waktu di perpustakaan karena lahir dari keluarga kurang berada. Jika saat SD ia hanya membaca komik dan kartun, saat SMA mulai membaca novel tebal karya para pujangga. Lulus SMA Dwi tidak melanjutkan kuliah langsung bekerja apa saja yang tidak mewajibkan ijazah sarjana.

Saat Komunitas Bisa Menulis hadir di Facebook dan menjadi tempat banyak penulis mengembangkan diri belajar menulis, di waktu luang Dwi menghabiskan banyak waktu membaca karya di grup tersebut. Lama kelamaan muncul keinginan untuk mulai menulis.

Di komunitas tersebut karya tidak hanya dibaca penikmat buku tapi juga dikritisi para senior yang kadang menguliti karya dengan kejam. Dwi Indra termasuk penulis yang karyanya menerima banyak kritik pedas.

Namun kebiasaan membaca di masa kecil dan remaja membuat ibu dua anak ini mudah menyesuaikan diri sehingga tulisannya mulai diminati dan mendapat puluhan ribu like. Satu demi satu kata, kalimat, plot dari novel-novel yang pernah dibaca bermunculan kembali ketika proses kreatif berjalan.

Sukses mendapat puluhan ribu like membuat karya Dwi dilamar penerbit Indie. Bukunya dicetak masif namun hanya terjual 300 an eksemplar dan menghasilkan royalti 2,5 jutaan saja setelah satahun diterbitkan.

Saat KBM App dibuka Dwi tidak langsung memindahkan karyanya ke aplikasi, namun banyak yang mengira ia sudah sukses karena penulis nomor satu di KBM mempunyai nama mirip. Terlanjur malu dianggap sukses di KBM App, Dwi memutuskan untuk benar benar sukses di KBM App.

Ia menerbitkan karya terbaiknya di KBM App dan langsung menghasilkan Rp 32 juta di bulan pertama.  Pembelajaran sebagai pembaca membuat kualitas tulisannya di atas penulis kebanyakan.

“Saya rasa tidak mungkin kamu bisa jadi penulis bagus kalau kamu tidak banyak membaca,” tukasnya.

Tentu saja apa yang dialami Dwi Indra adalah anomali. Mengurangi uang jajan anak tidak serta merta akan membuat anak suka membaca.

Namun Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi, Kemenkraf Bapak Neil L. Himam memberi perhatian khusus atas minat baca anak Indonesia, dan berharap penulsi KBM yang sebagian besar ibu rumah tangga bisa ikut meningkatkan literasi anak Indonesia.

“Harapan saya kepada teman-teman semua—terutama karena sebagian besar yang hadir di sini adalah para ibu—menulis ini juga menjadi bagian dari peran penting dalam mendidik putra-putrinya. Kita semua tahu, saat ini kita sedang menghadapi tantangan dari sisi literasi. Kalau para ibu sudah rajin menulis, saya yakin para ibu juga rajin membaca. Kebiasaan itu pasti akan menular kepada anak-anaknya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *