26 Maret 2025

Marketplus.idPenggunaan gadget pada remaja tampaknya menjadi hal yang biasa. Apalagi teknologi dan internet yang ada juga bisa membantu remaja belajar dan mengerjakan tugas sekolahnya. Namun, kebanyakan di antara mereka kini tidak bisa jauh dari gadget.

Alhasil, hal ini menyebabkan banyak sekali efek negatif yang perlu orangtua ketahui.

Kecanduan teknologi bisa diartikan sebagai hasrat yang tidak terkendali untuk menggunakan internet dan perangkat elektronik lainnya sehingga menghambat kehidupan sehari-hari seseorang. Ini adalah istilah kolektif untuk kecanduan internet, penggunaan media sosial yang berlebihan, kecanduan video game, pornografi, perjudian online, dan penggunaan berlebihan smartphone dan gadget lainnya.

Kecanduan teknologi dan internet pada remaja bisa berdampak jauh baik pada diri mereka sendiri atau pada keluarganya. Remaja dengan kecanduan teknologi dapat mengalami masalah kesehatan fisik dan psikologis.

“Ciri-ciri dasar remaja sudah kecanduan internet, seperti depresi, ketidakjujuran perasaan bersalah, kegelisahan, Perasaan euforia saat menggunakan computer, ketidakmampuan untuk memprioritaskan atau menjaga jadwal, mengisolasi diri, lemah pertahanan diri, menghindari pekerjaan, agitasi, perubahan suasana hati, takut, larut dalam kesendirian, kebosanan dengan tugas rutin, dan sering menunda. Semua ciri itu, terjadi disebabkan mereka tidak mau menunda berselancar dunia internet untuk melakukan kegiatan lain. Karena sudah merasa nyaman dengan kegiatan yang sedang dilakukan,” Kata Aditya darma Setiadi, Marketing Steering Committee Insan Gendre Bondowoso, dalam Webinar Literasi Digital Nasional 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Senin (7/6/2021).

Lanjut Aditya, sementara itu, gejala fisik gangguan kecanduan internet di antaranya sakit punggung, sakit kepala, insomnia, nutrisi buruk (gagal makan atau makan berlebihan untuk menghindari komputer), kebersihan pribadi buruk (misal: tidak mandi untuk tetap online), sakit leher, mata kering dan masalah penglihatan lainnya.

“Kecanduan internet bisa mendatangkan masalah pribadi, keluarga, akademik, keuangan, dan pekerjaan. Mereka yang menderita kecanduan internet menghabiskan lebih banyak waktu sendirian daripada berinteraksi dengan orang-orang dalam kehidupan nyata. Bahkan, penderita kecanduan internet bisa saja mengubah indetitas mereka dan berpura-pura menjadi ornag lain di dunia maya karena merasa rendah diri,” paparnya.

Aditya menambahkan, untuk menghindari dampak kecanduan gadget pada remaja sebetulnya sama saja dengan semua jenis kecanduan. Mereka membutuhkan pertolongan orangtua untuk bisa terhindar dari masalah ini.

“Tantangan di ruang digital sangat besar. Kejahatan di ruang digital terus meningkat seperti hoax, penipuan daring, perjudian, dan lainnya perlu kita waspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Kewajiban kita bersama untuk terus meminimalkan konten negatif dan membanjiri ruang digital dengan konten positif, agar tercipta perdamaian,” ungkap Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia dalam sambutannya pembukaan persatuan dan kesatuan bangsa dengan melakukan literasi digital harus terus dilakukan.

Acara Webinar Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Haris Nurtanto, Firman Aditya Raksiwi, Arif Wahyudi, dan juga Vita Oktaviana.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *