Marketplus.id – Di era yang serba digital ini, menjadi content creator yang biasa saja tidaklah cukup, tapi harus mampu menjadi content creator yang cerdas.
“Content creator adalah orang-orang yang membuat konten dan menyebarkannya ke berbagai platform. Umumnya, konten tersebut disebarkan di platform media sosial, seperti YouTube, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya,” ungkap Lady Salsabyla, saat menjadi pembicara pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021).
Lady menjelaskan, menilik pengertian tersebut, tak heran jika content creator kerap dikaitkan dengan istilah-istilah lain, seperti influencer, YouTuber, dan vlogger. Sebab, istilah-istilah tersebut masih ada di dalam payung pengertian content creator.
Berdasarkan riset HootSuite pada 2020, pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai sekitar 160 juta orang. Angka itu meningkat sekitar 10 juta dari tahun sebelumnya. Selain itu, peluang untuk meraih popularitas dan pendapatan yang besar pun jadi salah satu alasan profesi tersebut semakin populer. Dia mengungkapkan, Atta Halilintar yang memiliki 19,3 juta subscriber di YouTube bisa meraup pendapatan hingga Rp1,81 miliar perbulan.
“Jika ditelusuri lebih jauh, ternyata para content creator ini memiliki banyak “saluran” pendapatan. Mulai dari jumlah view, iklan (AdSense), konten berbayar (sponsor), hingga penjualan merchandise,” terangnya.
Ia menjelaskan, semua bisa jadi content creator. Bermodalkan perangkat sederhana, seperti smartphone, laptop, dan koneksi internet, semua orang sebenarnya bisa menjadi content creator.
“Meski demikian, perlu usaha keras dan langkah ekstra untuk menjadi content creator yang sukses. Sebab, layaknya profesi lain, menjadi content creator pun memiliki tantangan tersendiri,” paparnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Dewa Ayu Diah Angendari (Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada), Ade Irma Sukmawati (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta), dan Puspo Galih Wichaksana (Relawan TIK Kalimantan Barat).