2 Juli 2025
0807_Square

Kendari, 12 Juli 2021– Sebanyak 539 peserta antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 12 Juli 2021 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Aman dan Nyaman Bermedia Sosial”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Farid Assifa selaku Editor Regional KOMPAS.com, Hafiid Pratama selaku pemengaruh, Yanti Rositasari selaku pendidik sekaligus pegiat literasi, serta Rosniawati selaku jurnalis dan pelatih GNI. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Ratih Aulia. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Farid Assifa yang membawakan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Farid mengatakan bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan di internet, seperti berjualan daring, menjadi narablog atau pemengaruh. “Manfaatkanlah internet sebaik mungkin dan kalau perlu bisa menambah pendapat juga”, pesan Farid.

Berikutnya, Hafiid Pratama menyampaikan materi berjudul “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial”. Menurut Hafiid, anak muda memegang peranan penting dalam peradaban di media sosial. Meskipun media sosial dapat digunakan secara bebas, ia menegaskan agar kita tahu batasan dari kebebasan berekspresi tersebut. “Dunia digital ibarat pisau bermata dua, bisa berdampak positif atau negatif, sehingga kita harus mengontrol apa yang kita lakukan” tegasnya.

Sebagai pemateri ketiga, Yanti Rositasari membawakan tema tentang “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Dalam sesinya, Yanti memaparkan hal-hal yang tidak boleh  disebarkan di media sosial, seperti keluarga, percintaan, rencana besar, dan harta. “Adapun faktor-faktor yang diperlukan dalam berinteraksi di media sosial, meliputi simpati, motivasi, identifikasi, imitasi, sugesti, dan empati,” urainya.

Adapun Rosniawati, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Jaga Jejak Digital”. Ia mengatakan bahwa semakin lama seseorang berkutat di media sosial, maka jejak digitalnya semakin banyak. “Risiko yang dapat ditimbulkan dari jejak digital, misalnya pengelabuan, digital exposure, sampai potensi rusaknya reputasi profesional (jika meninggalkan jejak digital negatif),” ujarnya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Rahmad Dedi, bertanya mengenai tips agar tidak kecanduan media sosial, terutama pada orang tua. Menanggapi pertanyaan itu, Farid mengatakan bahwa kita dapat mencari aktivitas lain yang dapat dilakukan secara luring. Dalam acara tersebut, panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *