Marketplus.id – Potensi desa wisata dapat ditransformasikan ke ruang digital sehingga memiliki kesempatan lebih luas dijangkau oleh lebih banyak masyarakat. Namun mengunggah gambar atau informasi tersebut juga memerlukan etika.

Di ruang digital memiliki potensi sebagai wadah dalam mengenalkan suatu produk secara mudah dan masif. Hal ini karena ruang digital memiliki tempat yang sangat luas dapat mempertemukan orang dari berbagai daerah.

“Bermedia memudahkan kita untuk mengenalkan potensi wisata. Hal ini didukung dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang memiliki akses dunia digital serta aktif dalam media sosial,” ujar Ganang Aditya Prakoso, Laboratorium Officer Business Hotel Management Binus University, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (1/9/2021).

Ia menerangkan, digitalisasi pariwisata merupakan upaya strategis pertumbuhan sektor wisata. Sehingga, kecakapan dalam menggunakan medsos penting bagi pengelola wisata.

“Digitalisasi menumbuhkan start-up di bidang pariwisata, berkembangnya wisata virtual saat pandemi melalui video dan virtual tour, akses layanan wisata juga menjadi lebih mudah, di samping semakin bertumbuhnya tren ekonomi dan gaya hidup. Saat ini wisata tidak lagi menjadi kebutuhan pelengkap, namun pokok,” jelasnya.

Digitalisasi pariwisata juga mempermudah pengelolaan keuangan, sistem kerja, serta sistem informasi. Juga, kemudahan penggunaan tiket elektronik dan pelayanan pengguna jasa wisata. Bahkan untuk mencari informasi seputar wisata konsumen juga bisa memanfaatkan mesin pencari untuk mendapatkan rekomendasi wisata terbaik.

Menurutnya, pengembangan desa wisata bagi masyarakat dapat menumbuhkan lapangan kerja baru, munculnya kuliner khas, mendongkrak UMKM, memunculkan kreator konten dalam mempromosikan destinasi dan potensi desa wisata. Sementara dari pihak pemerintah desa, pengembangan potensi wisata dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, mempersempit kesenjangan sosial, terbentuknya prakarya dan swadaya masyarakat, serta optimalisasi pemanfaatan potensi desa.

“Ketika kita jeli melihat potensi, hal itu bisa dikembangkan dan dikelola menjadi tempat wisata. Juga, bisa menjadi upaya untuk menumbuhkan kecintaan pada produk Tanah Air. Sebab, dalam pengelolaan wisata akan melibatkan banyak sektor yang berujung meningkatkan ekonomi,” katanya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (1/9/2021) juga menghadirkan pembicara Ayrton Edoardo (Founder & Director Crevolutionz), Rahmat Ika Pakih (Paktisi Wirausaha), Zulham Mubarak (Ketua Umum Milenial Utas & Komisaris Sangkar Garuda Sakti), dan Sari Kusumaningrum sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *