Marketplus.id – Ruang digital yang bebas di suatu negara kerap menjadi jalan masuk paham radikalisme dan terorisme. Radikalisme dan terorisme itu tumbuh subur di negara yang memberikan kebebasan, salah satunya negara demokrasi.

Hal itu dikatakan, Mohammad Rofiuddin, Praktisi Digital Marketing & Relawan TIK Jawa Timur, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (21/9/2021).

“Radikalisme itu biasanya memanfaatkan ruang ruang kebebasan untuk sebarkan, karena internetnya bebas, karena media sosialnya bebas, maka mereka bisa memanfaatkan itu untuk menyebarkan ideologi dengan memanfaatkan ruang ruang kebebasan, itu terjadi di Eropa, Amerika dan juga Indonesia,” ujarnya.

Dia mengatakan, paham radikalisme juga kerap berlindung pada isu demokrasi dan hak asasi manusia. Ini terjadi jika ada otoritas negara yang ingin menekan kelompok radikal di wilayah tersebut.

“Selalu mereka mengatakan tidak demokratis, ini HAM dilanggar dan sebagainya, maka memang muncul di negara yang bebas kalau di negara otoriter, mereka belum belum (beraksi sudah) dilibas, di China, Korea Utara sulit,” katanya.

Ia juga melanjutkan, apalagi di era saat ini serangan hoaks maupun disinformasi semakin masif di media sosial, salah satunya ideologi transnasional. Ideologi yang ingin membangkitkan khilafah, mengganti sistem NKRI adalah ideologi yang datang dari negara lain.

“Itulah kenapa kita harus hati-hati, karena media sosial bukan hanya sekadar tempat berekspresi, karena banyak konten memunculkan persoalan,” jelasnya.

Ia menerangkan, masyarakat untuk bijak memanfaatkan ruang digital dan media sosial. Masyarakat harus berhati-hati menerima informasi di ruang digital dan tidak ragu melaporkan jika menemukan informasi berbahaya atau negatif dalam media sosial ke Kemkominfo atau petugas.

“Kalau ada berita bohong, ada pornografi, ujaran kebencian, perjudian, narkoba, penipuan, radikalisme atau juga serangan malware, ke aduan konten, atau capture dulu lalu taruh di aduan konten,” imbuhnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (21/9/2021) juga menghadirkan pembicara Bagus Mawoto Seno (Owner Nawoto Architect and Construction), Zulham Mubarak (Ketua Umum Milenial Utas & Komisaris PT. Agranirwasita Technology), Fathul Qorib (Jurnalis & Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UNTRI), dan Sheryl Dwi Artamevia (Owner Pawon.co) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *