15 Mei 2025
LitDig2023_Flyer 20 Mar

Marketplus.id Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Selasa, 21 Maret 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Cakap Memasarkan Produk UMKM di E-Commerce” dengan menghadirkan narasumber Co-Founder Startup karib.co.id Ariya Pardinand; Wakil Ketua Aspikom Pusat Alem Febri Sonni; serta Bidang Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Relawan TIK Provinsi Bali Ni Kadek Sintya.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan bahwa selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.

Dalam paparannya, Ariya menjelaskan definisi e-commerce atau yang biasa disebut sebagai perdagangan secara elektronik (e-dagang). Ini adalah aktivitas yang mendukung penjualan maupun pembelian secara elektronik. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014, perdagangan melalui sistem elektronik adalah perdagangan yang menggunakan piranti elektronik dan pembayarannya pun secara elektronik.

“Ada empat jenis e-commerce saat ini, yaitu yang bisnis ke bisnis (B to B); bisnis ke konsumen (B to C); konsumen ke konsumen (C to C); dan konsumen ke bisnis (C to B). Berdasar sejarahnya, sebelum ada marketplace sekarang ini, dulu jual beli secara elektronik dilakukan di sebuah forum jual beli bernama Kaskus,” ucapnya.

Ia menambahkan, perbedaan antara e-commerce dengan marketplace adalah apa yang terjadi di marketplace disebut sebagai perdagangan elektronik. Marketplace hanyalah tempat untuk melakukan transaksi jual beli secara elektronik tersebut.

Agar sukses memasarkan produk UMKM di marketplace, Alem Febri Sonni mengungkapkan, perlunya sebuah merek yang diistilahkan sebagai brand image. Brand image merupakan persepsi konsumen tentang merek akibat pesan dan pengalaman konsumen. Ini merupakan bagian penting dari keberhasilan pemasaran karena inilah yang membedakan produk dan bisnis dari kompetitor.

Brand image memudahkan penanganan sebuah produk barang dan jasa. Selain itu, juga memudahkan dalam mengidentifikasi dengan standar mutu tertentu,” tuturnya.

Untuk membangun brand image yang positif, imbuh dia, perlu positioning yang tepat untuk selalu menjadi nomor satu di benak konsumen. Dibutuhkan pula brand value  yang pas sehingga bisa membentuk brand personality yang positif di mata konsumen. “Bangunlah brand image dengan positioning, brand value, dan konsep yang tepat untuk memberikan persepsi yang baik kepada konsumen melalui pesan dan pengalaman yang ditawarkan,” katanya.

Sementara itu, Ni Kadek mengingatkan pentingnya menjaga keamanan dan kehati-hatian dalam berbisnis atau berjual beli di e-commerce. Menurut dia, banyak sekali ditemukan modus penipuan, seperti patokan harga yang terlalu murah, identitas penjual yang tidak jelas, metode pembayaran yang tidak aman, hingga permintaan data pribadi yang berlebihan.

“Sebelum memulai bertransaksi, sebaiknya periksa keamanan situs e-commerce tersebut, rating penjualnya, deskripsi produk, dan harga. Ingat, jangan menggunakan fasilitas Wifi publik saat bertransaksi,” ujarnya.

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *