14 Oktober 2024

Marketplus.id — Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Kamis, 6 April 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Waspada Penipuan Investasi Robot Trading” dengan menghadirkan narasumber Dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Deny Yudiantoro; CEO Guru Youtuber Dirgantara Wicaksono; dan Founder Yayasan Komunitas Open Source Arief Rama Syarif.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.

Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan bahwa selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.

Arief Rama Syarif menjelaskan, robot trading adalah peranti lunak komputer yang dapat bekerja secara otomatis untuk memonitor pasar, melakukan kalkulasi peluang entry, menempatkan transaksi, dan melakukan manajemen risiko berdasarkan algoritma yang telah ditanamkan pada baris-baris programnya. Robot trading merupakan sistem perangkat lunak otomatis yang mampu menunjukkan sinyal perdagangan. Sistem ini bisa berjalan terus menerus dan melakukan update secara otomatis.

“Pelaku investasi forex misalnya, banyak yang menggunakan tools ini untuk mempermudah proses pemantauan algoritma dan transaksi yang secara lebih mudah dan setiap waktu,” katanya.

Ia menyarankan, agar terhindar dari investasi bodong serupa robot trading, konsumen sebaiknya memeriksa legalitas robot trading tersebut. Selain itu, ciri investasi bodong memiliki tingkat kembalian yang besar melebihi standar bank. Sebelum memulai berinvestasi, sebaiknya banyak bertanya atau mencari tahu bagaimana sebuah perusahaan menjalankan investasinya.

Dirgantara Wicaksono menambahkan, investasi bodong kerap menawarkan atau memberi iming-iming modus yang menarik. Banyak orang tertipu dengan robot trading karena yang ditonjolkan bukanlah produknya tetapi iming-iming keuntungan pasti yang dijanjikan. Iklan-iklan perusahaan yang menawarkan investasi bodong juga sangat gampang ditemukan dan beredar dengan masif di berbagai platform media sosial, membuat upaya untuk membasmi penipuan dengan kedok investasi bodong semakin menjadi tantangan.

“Jangan cepat tergiur oleh janji keuntungan besar yang ditawarkan. Pelajari produk yang ditawarkan secara teliti, jangan terburu-buru untuk bertransaksi. Kemudian, pastikan bahwa orang atau perusahaan di bidang perdagangan berjangka komoditi yang melakukan penawaran memiliki izin dari Bappebti, baik pialang maupun wakil pialangnya harus memiliki izin,” ungkapnya.

Sebelum memutuskan berinvestasi, Deny Yudiantoro mengatakan, calon nasabah sebaiknya memahami, mendalami, dan menguasai investasi yang hendak ditanamkan agar tak terjebak skema Ponzi. Ragam investasi yang sudah lazim digunakan antara lain deposito, saham, properti, reksa dana, dan logam mulia. Namun, calon nasabah sebaiknya mengenal dan memahami istilah 2L untuk memulai berinvestasi.

“Akronim 2L itu adalah Legal dan Logis. Cek apakah instrumen investasi yang diminati mengantongi izin berbadan hukum, lalu mengenai logis, cek rasionalitas bagi hasilnya dari investasi tersebut apakah masuk akal atau tidak,” tuturnya.

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *