21 Januari 2025
LitDig2023_Flyer 04 Mei

Marketplus.id — Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Kamis, 4 Mei 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Membangun Personal Branding yang Beretika di Ruang Digital” dengan menghadirkan narasumber Managing Director IMFocus Alex Iskandar; dosen, penulis, sekaligus pengusaha Dian Ikha Pramayanti; serta kreator konten dan pendiri DIID Sophie Tobelly.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00

Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan bahwa selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.

Personal branding, menurut Sophie Tobelly, adalah tentang bagaimana seseorang mengembangkan dan memaksimalkan potensi ketrampilan diri (skill), perilaku (behaviour) dan memahami nilai unggul (value) apa yang ingin dilakukan dan ingin dicapai dalam dirinya. Mengenai etika digital, diartikan sebagai kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika (netiquette) digital dalam kehidupan sehari-hari.

“Beberapa kompetensi yang harus dimiliki seseorang dalam membangun personal branding adalah cakap teknologi digital, penampilan, memahami penggunaan alat digital, memahami ragam perangkat lunak atau aplikasi, serta ilmu pemasaran atau marketing. Namun, itu semua harus dibarengi dengan kreativitas, logika yang sehat, mental yang kuat, tekun, dan tak kenal menyerah,” ujarnya.

Sophie melanjutkan, sejumlah tantangan yang menghambat personal branding yang beretika di ruang digital antara lain kemampuan menganalisis dan verifikasi konten atau respons negatif, menyikapi konten dan respons negatif, selalu merespons baik dan tetap menginspirasi warganet, serta konsisten memproduksi konten yang bermanfaat.

Dian Ikha Pramayanti menambahkan, membangun personal branding adalah sebuah upaya menawarkan kepercayaan (trust) kepada khalayak. Oleh karena itu, wajib bagi seseorang yang tengah membangun personal branding agar memilih media yang tepat dan memahami etika digital.

“Sejumlah hal yang menyebabkan jatuhnya sebuah personal branding adalah konten yang tidak relevan dan tak konsisten, konflik atau skandal, kekurangan orisinalitas, pilihan media sosial yang tak tepat, perilaku tidak etis, kelalaian privasi, atau kurang interaksi dengan audiens,” ungkapnya.

Namun, Dian juga memberikan tips apabila personal branding terlanjur sudah buruk di mata audiens. Mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah langkah pertama yang harus segera dilakukan. Setelah memperbaiki kesalahan, buatlah rencana aksi ke depan. Jangan lupa untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang dirugikan, tidak mudah putus asa, dan konsisten terhadap citra yang hendak ditonjolkan.

Sementara itu, Alex Iskandar menguraikan manfaat positif dari personal branding yang baik, antara lain memudahkan dan memperluas relasi bisnis. Selain itu, akan lebih banyak exposure dan lebih cepat dikenal. Seseorang juga akan lebih mudah dan cepat menggapai sesuatu yang diangankan.

“Namun ingat, bangunlah personal branding yang baik, sebab jejak digital akan ada selamanya meskipun telah dihapus,” tuturnya.

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *