Loading...

Kamis, September 28, 2023

Begini Karakter Generasi Pancasila di Ruang Digital

Marketplus.id Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Rabu, 16 Agustus 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Ayo Jaga Keberagaman! Jadilah Generasi Berkarakter Pancasila di Ruang Digital!” dengan menghadirkan narasumber NXG Indonesia Zazat Zenal Mutakin; dosen Ilmu Komunikasi UNITRI Malang Asfira Rachmad; serta Bidang Komunikasi Publik Relawan TIK Provinsi Bali I Wayan Adi Karnawa.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5.

Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Menurut Asfira Rachmad, penting untuk tahu tentang budaya digital bagi seluruh pengguna teknologi digital di Indonesia. Ia menjelaskan, budaya digital adalah pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara. Namun, banyak sekali tantangan budaya digital yang dihadapi generasi mudah sekarang ini.

Tantangan budaya digital tersebut, lanjutnya, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya asli Indonesia akibat serbuan budaya asing, serta minimnya pemahaman akan hak-hak digital.

Tak hanya itu, ia menyebutkan faktor kebebasan ekspresi yang berlebihan di dunia digital berdampak pada rendahnya rasa toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Belum lagi masalah pelanggaran hak cipta.

“Dampak akibat rendahnya pemahaman nilai Pancasila di ruang digital adalah tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi, tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dan privasi, atau tidak mampu membedakan apa itu misinformasi, disinformasi, dan malinformasi,” kata Asfira.

Agar menjadi warganet yang berwawasan Pancasila, menurutnya, bisa dilakukan dengan menerapkan sikap kritis terhadap segala informasi yang beredar di ruang digital. Berikutnya adalah dengan meminimalisir informasi tak perlu dengan menerapkan fitur blocking, unfollow, atau unfriend.

Senada dengan Asfira, I Wayan Adi Karnawa menguraikan, orang Indonesia kian melek internet yang ditunjukkan dengan semakin tingginya penetrasi internet di Indonesia, yakni 78,19 % dari total populasi berdasar hasil survei tahun ini. Artinya, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 215,63 juta orang. Untuk itu, dibutuhkan kompetensi digital yang mumpuni.

“Pengguna internet Indonesia harus memiliki rasa saling menghargai, membantu satu sama lain, tidak saling menjatuhkan, dan saling menjaga kebersamaan. Oleh karena itu, sikap yang perlu dikembangkan adalah semangat persaudaraan, bersikap baik pada semua orang, dan toleransi terhadap keberagaman,” kata I Wayan.

I Wayan melanjutkan, teknologi adalah kecerdasan buatan yang diciptakan manusia. Namun, di tangan pengguna yang tepat, teknologi akan menjadi cerdas. Menurut dia, semua pengguna teknologi digital akan mencapai kecakapan digital jika tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital.

Sementara itu, Zazat Zenal Mutakin menambahkan, di tengah keberagaman dan pesatnya pertumbuhan teknologi digital, ia mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, sangat dilarang untuk memiliki-posting sesuatu yang berbau SARA. Konten tersebut adalah konten yang mengandung ujaran kebencian atau permusuhan berdasar suku, agama, ras, atau golongan di media sosial maupun di media digital lainnya.

“Apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyebaran konten berbau SARA? Di antaranya adalah membangun kesadaran tentang pentingnya keberagaman, merayakan kemajuan teknologi dengan menjaga persatuan dan kesatuan, serta mencegah dan tak membagikan konten yang berbau SARA,” katanya.

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *