Marketplus.id – AdaKami, penyelenggara peer-to-peer lending (P2P) terkemuka dari PT Pembiayaan Digital Indonesia, memantapkan perannya sebagai wakil industri fintech skala nasional pada rangkaian acara Symposium on ‘Digital Economy and Sustainability’ and Launch of The Digital Innovation and Sustainable Economy Centre – DISC dari Kemenko Perekonomian, dan ASEAN FINTECH Roundtable Luncheon 2023 yang menjadi salah satu rangkaian acara ASEAN-BAC di Jakarta.
AdaKami terpilih untuk menyampaikan kapasitas dan kapabilitas sebagai pelaku P2P Lending sekaligus berbagi manfaat dan peran strategis yang dijalankan dalam membangun ekonomi digital yang semakin inklusif untuk masyarakat luas.
President of International Business Finvolution Group (AdaKami) Dr. Ming Gu, yang hadir secara langsung dalam kedua rangkaian acara tersebut. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Ming Gu menyampaikan besarnya potensi ekonomi digital yang dimiliki oleh Indonesia untuk bergerak dan memberikan kontribusinya pada perkembangan ekonomi secara regional di Asia Pasific. Potensi besar ini perlu didukung oleh masyarakat yang bertumbuh dan berdaya dalam menyikapi serta memanfaatkan perkembangan teknologi dengan pemahaman penuh.
“Digital transformation masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi yang menjadi salah satu kunci penting kehidupan masyarakat. Indonesia adalah negara yang besar, dimana pangsa pasar ekonomi digitalnya terus bertumbuh pesat hingga mencapai 40 persen di Asia Tenggara.
AdaKami terus memberikan kontribusi strategisnya untuk membangun literasi ekonomi digital sekaligus mempersiapkan berbagai langkah mitigasi risiko agar semakin dipahami dan dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kami optimis dengan upaya berkelanjutan yang terus dilakukan, bersama-sama kita mampu mendukung Indonesia mencapai misinya sebagai pemimpin utama ekonomi digital di wilayah ASEAN.” ujar Ming Gu.
Pada acara Symposium on ‘Digital Economy and Sustainability’ and Launch of The Digital Innovation and Sustainable Economy Centre – DISC, yang diselenggarakan oleh Kemenko Perekonomian, Ming Gu hadir sebagai Panelist dalam sesi ‘Key Issues in Digital Economy and Sustainable Economic Development’ di mana ia membagikan insight yang turut diambil sebagai strategi AdaKami dalam membangun teknologi finansial di indonesia. Diselenggarakan bersama dengan Lembaga Penelitian Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA), simposium ini mempertemukan para pembuat kebijakan, akademisi, organisasi, bisnis dan startup untuk membahas transformasi digital inklusif dalam memajukan pembangunan berkelanjutan.
Dalam sesi keynote speech di kesempatan yang sama, Airlangga Hartanto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, menyampaikan bahwa, “Peresmian The Digital Innovation and Sustainable Economy Centre – DISC ini turut menandakan perjalanan penting ASEAN menuju mentransformasi perekonomian untuk pertumbuhan berkelanjutan yang didorong secara digital di seluruh wilayah Asia Tenggara. Transformasi ini kami harapkan dapat mendukung berbagai aspek termasuk menjadikan ekonomi yang semakin inklusif melalui teknologi dan inovasi.”
Area diskusi dalam forum Kementerian Perekonomian ini sejalan dengan tiga dorongan ekonomi strategis di bawah Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023 yaitu (i) membangun kembali pertumbuhan daerah, konektivitas, dan daya saing baru (pemulihan pembangunan kembali); (ii) mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif dan partisipasi (ekonomi digital); serta (iii) mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan untuk masa depan yang tangguh. Sebagai lima pemimpin besar fintech lending di Indonesia, AdaKami melalui Dr. Ming Gu berbagi wawasan yang memperkaya diskusi dalam membentuk masa depan ekonomi digital berkelanjutan pada salah satu sesi penting di simposium tersebut.
Rangkaian acara berikutnya yang turut dihadiri oleh Ming Gu adalah acara ASEAN-BAC yang juga menggandeng AFPI, yakni ASEAN – BAC FINTECH Roundtable Luncheon 2023. Sebagai kelanjutan dari kunjungan strategis ASEAN-BAC ke Shanghai sebelumnya, Dr. Ming Gu bersama ASEAN-BAC membahas lanskap perkembangan marketplace lending yang salah satu fokusnya adalah menyikapi berbagai studi kasus serta bagaimana kunci sukses untuk mempercepat transformasi digital dan strategi menjawab tren pasar serta berbagai tantangannya. Di Indonesia, OJK memegang peranan sangat penting dalam mengatur para pelaku fintech yang telah mengalami peningkatan kinerja penyaluran pinjaman sebanyak 22,4% YOY dan berhasil menyalurkan volume pinjaman hingga 43 miliar USD per Juli 2023.
Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, OJK menyatakan, “Kami yakin fintech dan ekosistemnya dapat berperan penting dalam membantu untuk meningkatkan inklusi dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Keberlangsung acara hari ini juga mencerminkan komitmen tinggi Indonesia untuk mendorong lebih banyak inklusi keuangan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, startup fintech berkembang pesat dalam berbagai format bisnis, dengan fintech lending dan fintech payment selaku sektor yang paling menonjol. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia juga menghadapi banyak tantangan. Oleh karena itu, kita perlu lebih banyak melakukan kolaborasi guna mempercepat inklusi keuangan. Sebagai regulator, kami berkomitmen untuk terus memberikan dukungan yang tinggi kepada pelaku industri agar dapat mengedukasi pasar mengenai manfaat dan perannya dalam menjawab tantangan pembangunan ekonomi.”
ASEAN-BAC membuka akses investasi sekaligus integrasi ekonomi dengan memanfaatkan potensi kolektif negara-negara anggota ASEAN serta menciptakan lanskap bisnis yang berkembang dan saling terhubung demi keuntungan semua pihak. Sebagai pemegang kepemimpinan di tahun ini, Indonesia optimis dapat mewujudkan ekonomi yang semakin inklusif dengan kontribusi aktif para stakeholders di industri finansial teknologi.