Marketplus.id – Saat hingga pasca-pandemi Covid-19, sentimen negatif kerap melanda perusahaan muda berbasis teknologi, mulai dari pendanaan yang seret, hingga yang paling sering disorot adalah pemberhentian karyawan secara massal atau mass layoff.
Terlepas dari hal tersebut juga terjadi di industri atau perusahaan yang relatif lebih lama berdiri, namun badai yang terjadi di startup menjadi sorotan tersendiri.
Banyak analis yang memprediksi jika badai efisiensi dari sisi SDM akan berlangsung cukup panjang hingga dua tahun lamanya, pada 2022-2023 imbas perekonomian global. Namun hal tersebut tampaknya tidak sepenuhnya terjadi, termasuk prediksi besarnya tingkat pengunduran diri karyawan atau turnover di lingkungan startup.
Bendady Pramono, Chief People and Culture edtech Cakap mengungkapkan fakta sebaliknya, tingkat turnover di Cakap lebih kecil dari tahun sebelumnya.
“Better than last year, tahun kemarin banyak yang resign sekarang lebih sedikit. Kami sangat berhati-hati dalam menambah manpower, (kuncinya) sesuai kebutuhan,” ujar Bendady.
Ia juga menambahkan beberapa kunci ketahanan sebuah tech based company, yakni terletak pada pengelolaan yang berimbang, terutama dari sisi budget. “Pertumbuhan Cost (operasional) harus seimbang dengan pertumbuhan revenue.Untuk cost harus di manage dengan prudence dan harus hati-hati. Pastikan bisnis tumbuh dulu. Fundamental bisnis telah bangun secara solid, sehingga yang lain akan mengikuti secara paralel,” tambah Bendady.
Terkait keberlangsungan bisnis perusahaan rintisan, juga pernah menjadi sorotan baik kementerian terkait bahkan presiden sekalipun.
Terbaru, pada pertengahan semester dua tahun ini, Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika memberikan wejangan agar startup bisa tumbuh berkelanjutan. Salah satunya adalah melalui inovasi, baik secara produk maupun sumber pendanaan.
“Startup harus terus berinovasi, untuk menghasilkan produk yang mencapai product-market-fit. Tren pendanaan sebelumnya secara umum bersumber pada pendanaan oleh Venture Capital, saat ini bentuk pendanaan lain diproyeksikan muncul, seperti melalui crowdfunding, angel investor, inkubator,” ujar Nezar.
Terkait pendanaan, dalam suasana ketidakpastian ekonomi, pada tahun 2023 ini banyak startup yang mendapat suntikan dana segar. Startup budidaya perikanan eFishery misalnya yang meraup pendanaan seri D senilai Rp 3 Triliun, atau platform customer engagement Qiscus yang baru saja memperoleh Rp32 miliar.
Lain halnya dengan ekspansi atau perluasan jaringan dan bisnis. Chatbot yang berdiri tahun 2021 Mimin, baru saja memperluas layanan operasionalnya ke regional asean yakni Singapura dan Malaysia, serta Cakap yang di awal tahun 2023, yang memperluas layanan hingga Timor-Leste hingga mendapatkan pendanaan seri C1.
Secara performa bisnis, sejumlah perusahaan teknologi mulai memperlihatkan kinerja yang lebih baik, buah dari efisiensi hingga product market fit yang terus diperbaiki. Salah satunya yang sudah go-public, WIR Group. Selama tahun 2022 laba bersih WIR Group mencapai Rp48,1 miliar atau tumbuh 95,3% dari tahun sebelumnya.
Michael Budi, Dirut WIR Asia menyebutkan bahwa kunci pertumbuhan terletak pada strategi holistik yang dijalankan manajemen, termasuk efisiensi penggunaan dana IPO.
Menatap sudah semakin mendekati penghujung akhir tahun 2023, tersisa 1 bulan lagi. Optimisme yang terbentuk serta harapan untuk menyambut “Tech Spring” setelah “Tech Winter” tentunya terpatri di pikiran setiap praktisi di industri teknologi, baik di dalam atau pun di luar negeri. Optimisme tentunya harus didukung dengan langkah nyata untuk melakukan resolusi perubahan dan perbaikan yang nyata di tahun 2024.