3 Juli 2025
0807_Square

Tolitoli, 8 Juli 2021– Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 8 Juli 2021 di Tolitoli, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Mengenal dan Menangkal Hoaks”.

Program kali ini diikuti oleh 851 peserta dan menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Metha Margaretha selaku Presenter dan Penyiar Radio, Agam Qodriansyah Sopyan selaku Koordinator Wilayah AJI Sulawesi, Maluku – Maluku Utara, Erna Dwi Lidiawati selaku pegiat literasi, dan Andi Fadli selaku anggota MAFINDO. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Rachman Pratama. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Metha Margaretha yang membawakan tema “Tahukah Kamu Dampak Penyebaran Berita Hoaks?”. Metha menyatakan “Hoaks dapat menimbulkan kecemasan dan memicu kepanikan publik sehingga dapat terjadi berkepanjangan. Selain itu, dapat juga menimbulkan manipulasi dan kecurangan yang dapat menjatuhkan manusia itu sendiri karena membentuk mental masyarakat ke arah pemahaman hoaks”.

Berikutnya, Andi Fadli menyampaikan materi berjudul “Informasi, Identitas, dan Jejak Digital dalam Medsos”. Menurut dia, di internet ada keterbatasan melihat bahasa tubuh atau mendengar suara lawan bicara sehingga rentan salah memahami pesan maupun tujuan dari lawan bicara karena hanya berdasarkan kalimat yang dibaca saja. Kemudian, ia menjelaskan bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan hoaks, diantaranya berupa literasi, fatwa, UU ITE, deklarasi, jaringan relawan, dan perayaan kegiatan lintas agama atau kelompok.

Sebagai pemateri ketiga, Agam Qodriansyah Sopyan membawakan tema tentang “Mengenal Lebih Jauh Cara Menyampaikan Pendapat di Dunia Digital”. Agam menuturkan bahwa kita perlu memperhatikan tanggung jawab di samping adanya hak untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi. Selain tanggung jawab, terdapat pula etika lainnya yang perlu diperhatikan, seperti empati, otentik, dan kearifan.

Adapun Erna Dwi Lidiawati, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Erna mengungkapkan, “Baik orang tua, remaja, bahkan anak-anak bisa terpapar hoaks. Oleh karena itu, perlu pengetahuan dan keterampilan untuk menyaring informasi, mengenali, dan menangkal hoaks, sebab dampak yang ditimbulkan sangat serius dan luas sehingga mengganggu hubungan sosial, merusak kestabilan politik, dan keamanan”. Di akhir sesi, ia membagikan tips agar terhindar dari pengaruh negatif internet, yaitu berupa tidak memberikan informasi pribadi secara bebas dan menggunakan pembatasan akses.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi sepuluh penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Sementara itu, salah satu peserta, Ahmad Ardiansyah, bertanya mengenai bagaimana agar membangun kesadaran agar tidak kecanduan dalam berinternet. Menurut Metha, kita harus membatasi diri dengan cara mengatur waktu dalam menggunakan internet.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *