Marketplus.co.id – Pola pikir dan etos kerja yang mengedepankan efisiensi, kolaborasi dan pemanfaatan teknologi menjadi prioritas dalam beradaptasi di era new normal ini. Model bisnis dan pola investasi yang memberikan dampak positif bagi lingkungan serta mengedepankan konsep Environment, Sustainability dan Governance (ESG) dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi dari krisis.
Menciptakan kehidupan yang berkelanjutan antara bisnis dan ekonomi dengan pemanfaatan teknologi sangat mungkin untuk dilakukan. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Kolaborasi antara korporasi, startup, yayasan dan berbagai organisasi lainnya sangatlah diperlukan.
Menurut Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia, keberlanjutan kerap dijadikan sebagai salah satu kewajiban bagi suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Akan tetapi, peran keberlanjutan saat ini lebih dari sekadar kewajiban, namun telah memaksa kita untuk mengubah pola pikir dan perilaku terlebih dengan terjadinya pandemi ini.
“Keberlanjutan dalam hal penciptaan ekonomi hijau yang inklusif menjadi tujuan negara dalam memulihkan ekonomi. Tidak hanya fokus terhadap penciptaan lapangan kerja dan profit yang besar tetapi juga harus memikirkan aspek lingkungan dan sosial yang dapat diciptakan dari bisnis tersebut,” ujar Head of Group Strategic Marketing and Communications, PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika.
Walk the Talk series dengan tema “Driving Sustainability with Tech in New Era” membahas pemanfaatan teknologi untuk kehidupan berkelanjutan di era new normal, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya. Berikut upaya-upaya yang telah dilakukan oleh korporasi, startup dan yayasan dalam menciptakan kehidupan yang berkelanjutan sekaligus dapat membantu pemulihan ekonomi.
- Keselarasan ekonomi dan dampak sosial
Bank DBS Indonesia sebagai lembaga perbankan yang digerakkan oleh tujuan, berkomitmen dalam menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang di setiap aktivitas bisnisnya. Komitmen tersebut diwujudkan dengan berbagai upaya dalam aspek bisnis hingga budaya keseharian yang dijalankan oleh Bank DBS Indonesia. Mulai dari berkolaborasi dengan berbagai pihak, budaya korporasi Bank DBS Indonesia, hingga salah satu pendekatan perbankan digital yang membuat kita semua menjadi bagian dari keberlanjutan tersebut.
Upaya lain yang menjadi fokus Bank DBS Indonesia dalam menciptakan lingkungan dan bisnis yang berkelanjutan adalah bergerak bersama wirausaha sosial. Melalui DBS Foundation, Bank DBS Indonesia fokus dalam mendukung dan memajukan usaha sosial di Indonesia melalui berbagai program mulai dari edukasi, pendampingan, pelatihan bisnis, pendayagunaan hingga pemberian dana hibah.
“Kami percaya wirausaha sosial merupakan masa depan bisnis, karena selain menjalankan bisnisnya, mereka juga mampu menciptakan dampak positif sekaligus menyelesaikan isu sosial yang terjadi di masyarakat dalam berbagai aspek. Lebih lanjut lagi, kami menyadari bahwa memastikan keberlangsungan dan tumbuh kembang wirausaha sosial merupakan bagian dari tanggung jawab Bank DBS Indonesia guna memperkuat fondasi ekonomi sekaligus menyelesaikan isu sosial yang tengah dihadapi masyarakat,” tambah Mona.
- Pengelolaan sampah menggunakan teknologi
Turut hadir dalam sesi Walk the Talk yang berfokus pada teknologi dan keberlanjutan ini, CEO & Chairman Gringgo, Febriadi Pratama yang fokus dalam mengembangkan circular economy, yaitu konsep alternatif ekonomi linear yang bertujuan untuk menggunakan potensi setiap material semaksimal mungkin serta untuk memulihkan material yang telah sampai pada usia akhirnya.
“Kami melihat bahwa perilaku masyarakat belum menjadikan pengolahan sampah sebagai isu penting yang harus dihadapi dan di satu sisi infrastruktur yang belum memadai untuk pengelolaan sampah yang baik. Untuk itu kami menghadirkan teknologi untuk mempertemukan apa yang dibutuhkan oleh industri dan apa yang telah dihasilkan oleh masyarakat, sehingga dapat tersalurkan dengan baik dan hanya menghasilkan sedikit sampah,” ujar Febriadi Pratama.
- Pemberian akses pendidikan
Akses pendidikan yang mudah dan merata menjadi salah satu kunci kemajuan suatu negara. Hal itulah yang kemudian menjadi salah satu fokus dari Ancora Foundation, sebuah yayasan yang berupaya untuk memberikan akses pendidikan yang berkualitas, pendidikan guru, dan pemberdayaan komunitas.
Sebelum terjadinya pandemi, Ancora Foundation telah memanfaatkan teknologi dalam menyediakan akses beasiswa bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia secara virtual. Mulai dari proses pendaftaran hingga pemilihan kandidat yang akan menerima beasiswa. “Tentu yang menjadi tantangan, jauh sebelum pandemi terjadi hingga saat ini adalah infrastruktur. Namun, kami yakin bahwa dengan berbagai upaya dan kolaborasi antar pihak hal ini dapat terselesaikan. Kami mencoba pertama kali mulai dari media sosial dan kini berkembang dengan penggunaan teknologi yang mutakhir berkolaborasi dengan berbagai startup teknologi yang lainnya,” jelas Executive Director Ancora Foundation, Ahmad Zakky Habibie.