Marketplus.co.id – Dampak yang timbul pada pasien kanker payudara metastatis setelah menjalani pengobatan dan perawatan mempengaruhi pola hidup dan kualitas hidup mereka dengan tantangan kondisi fisik dan psikis yang tidak sama lagi, bahkan setelah dinyatakan sebagai survivor atau penyintas kanker. Lantas, bagi survivor kanker payudara, haruskah berhenti berkarya?
Dalam acara diskusi media bertajuk “Haruskah Survivor Kanker Payudara Berhenti Berkarya?”, yang diselenggarakan Pfizer Indonesia, Linda Agum Gumelar, Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) mengatakan, “Survivor kanker payudara dapat terus berkarya sebagai bagian penting dari upaya menjaga kualitas hidup. Untuk itu keluarga, pendamping dan lingkungan perlu memberikan dorongan dan dukungan agar kualitas hidup survivor kanker payudara dapat terus terjaga dengan tetap produktif sesuai dengan kondisi fisik dan psikis survivor.”
Dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk, Ahli Bedah Onkologi menjelaskan, “Survivor kanker payudara sebaiknya tidak berhenti berkarya. Sebaliknya berkarya, dalam artian kembali bekerja, kembali aktif dalam kegiatan sehari-hari adalah salah satu cara untuk mengembalikan “kenormalan” yang hilang setelah diagnosis dan terapi kanker. Berkarya, bekerja adalah salah satu terapi psikis bagi survivor karena kembali membuat dirinya merasa berharga dan merasa normal kembali. Mengembalikan rasa normal adalah salah satu cara mengembalikan rasa percaya diri dan ini akan menjaga kualitas hidup survivor kanker payudara. Jangan jadikan pandemi sebagai penghambat, dengan tetap melakukan upaya pencegahan dan patuh pada protokol kesehatan, survivor kanker payudara tetap bisa berkarya”.
Lebih lanjut Dr. Walta menjelaskan persiapan yang perlu diperhatikan oleh survivor kanker payudara sebelum kembali aktif bekerja dan berkarya, seperti memperhatikan hasil kesehatan fisik, melakukan program rehabilitasi fisik tertentu jika diperlukan, menyesuaikan gaya hidup baru dengan memperhatikan hal-hal yang perlu disiapkan selama proses kembali berkarya, memperhatikan variabel dan jenis risiko pada pekerjaan yang ada untuk disiapkan sebelum memulai bekerja dan mempersiapkan fisik, dan juga memperhatikan aspek kesehatan fisik terdiri atas rangkaian pergerakan tangan, kekuatan otot, rasa sakit, limfedema, gangguan kognitif, kesehatan psikis, dan perubahan kegiatan pada kehidupan sehari-hari.
Adapun kekhawatiran yang kerap dihadapi oleh survivor kanker payudara saat harus kembali bekerja adalah terkait tingkat energi setelah terapi, kemampuan berkonsentrasi atau fokus, kecepatan melakukan pekerjaan dibandingkan dengan sebelum terkena kanker payudara, memenuhi ekspektasi atasan atau rekan kerja, atau kekhawatiran bagaimana meminta bantuan dari orang-orang disekeliling tempat bekerja, dan lain-lain.
Bagi survivor kanker payudara yang kembali bekerja di tempat semula, disarankan untuk berdiskusi dengan penyedia kerja tentang hal-hal yang dikhawatirkan sehubungan dengan pekerjaan seperti penyesuaian atas target pekerjaan; waktu bekerja yang ditingkatkan secara gradual, atau merubah tugas yang lebih sesuai, serta melakukan konsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi kesehatan.
“Kesiapan survivor kanker payudara untuk mulai berkarya tidak hanya bergantung pada kondisi fisik dan psikis pasien, namun juga tergantung pada jenis pekerjaannya, dikarenakan pasien adalah orang yang paling tahu kapan ia secara fisik dan mental siap untuk berkarya kembali,” jelas Dr. Walta.
Oleh sebab itu, program rehabilitasi fisik merupakan bagian tak terpisahkan dari terapi kanker payudara. Tujuan utamanya adalah mencapai level fungsional yang maksimal dengan mengurangi efek samping terapi seperti nyeri, kekakuan, keterbatasan gerakan, gangguan sensori, dan sebagainya. Disarankan agar selalu mulai dengan bertahap dan senantiasa berdiskusi dengan dokter tentang hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan paska terapi.
Secara umum tidak ada pembatasan jenis pekerjaan pada survivor kanker payudara. Aktivitas yang harus dihindari adalah membebani lengan di sisi operasi kanker payudara. Misalnya pasien pasca operasi pengangkatan payudara di sisi kanan, maka sebaiknya menghindari beban di lengan kanan seperti mengangkat barang berat.
Agar kesehatan survivor dapat tetap terjaga, selalu menjaga asupan dengan makan makanan bergizi, cukup istirahat, olahraga secara teratur dan melakukan kontrol dan pemeriksaan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dokter.
“Hidup adalah pilihan, begitu juga untuk survivor kanker payudara. Pilihan pribadi seseorang untuk terus berkarya atau untuk beristirahat bukan pilihan yang benar atau salah. Yang terpenting adalah bagaimana mengisi hari dengan tujuan dan prioritas hidup. Agar kualitas hidup survivor kanker payudara dapat terus terjaga, selalu hidup sehat, selalu berpikiran positif dan jangan lupa untuk selalu bahagia,” pesan Dr. Walta.
Survivor kanker payudara metastatis dapat terus berkarya sebagai bagian penting dari upaya menjaga kualitas hidup. Para survivor kanker payudara termasuk kelompok yang rentan dalam situasi pandemi saat ini tetapi bukan berarti harus berhenti berkarya atau berdiam diri.
“Kami selalu mendorong para survivor kanker payudara untuk tetap melakukan aktivitasnya tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan, tetap melakukan hobinya, menularkan semangat positif di lingkungannya maupun kepada sesama penyintas kanker payudara. Membangun “ASA” harus terus ada dalam jiwa para penyintas kanker payudara sebagai “PELITA” dalam menjalani situasi seperti sekarang ini,” ujar Linda Agum Gumelar
Guna mendorong warrior dan survivor kanker payudara untuk selalu bersikap dan berpikir postif, YKPI membentuk wadah yang bertujuan untuk berbagi informasi yang akurat tentang informasi kesehatan, pengalaman para anggota group selama proses pengobatan, dan juga sebagai wadah memberikan semangat dan motivasi kepada sesama teman-teman penyintas kanker payudara lainnya.
Selama masa pandemi Covid–19, YKPI tetap memberikan dukungan terhadap pasien dan survivor kanker payudara agar kualitas hidupnya terjaga antara lain dengan menggerakkan para anggota untuk selalu hidup sehat dengan berolahraga dan mendorong mereka untuk tetap melakukan tahapan pengobatan rutin untuk kontrol ke dokter sesuai dengan jadwal pemeriksaan. Para pasien dan survivor kanker payudara juga dianjurkan untuk tetap melakukan hobi dan kegemaran mereka untuk mengurangi kejenuhan dan stres.
“Agar kualitas hidup survivor kanker payudara dapat terus terjaga, tetap melakukan check-up rutin dan pengobatan ke dokter walaupun dalam masa pandemi Covid–19 dengan selalu menerapkan protokol kesehatan. Tetaplah bersahabat dengan situasi sekarang ini dan tetap semangat dan optimis,” pesan Linda Agum Gumelar.
Pentingnya Menjaga Kualitas Hidup Survivor Kanker Payudara
Pfizer mendukung keluarga, pendamping dan organisasi pasien dalam memotivasi survivor kanker payudara agar dapat terus berkarya sebagai bagian dari menjaga kualitas hidup terlepas dari penyakit yang dialami.
Dr. Dyana Suwandy, Medical Affairs Manager Pfizer Indonesia mengatakan, “Pfizer mengambil peran dalam mengurangi beban penyakit kanker payudara metastasis, dan merupakan komitmen Pfizer dengan menghadirkan terapi inovatif khususnya bagi penderita kanker payudara HR positif, HER2 negatif.“
Lebih lanjut Dr. Dyana menjelaskan bahwa dengan mengurangi beban pasien akan menjaga kualitas hidup survivor kanker payudara. Hal ini dilakukan dengan, antara lain, mengadakan kegiatan bersama organisasi pasien untuk menggaungkan pentingnya survivor kanker payudara kembali berkarya sebagai bagian dari menjaga kualitas hidup.
“Dengan survivor kanker payudara berkarya kembali, survivor dapat melanjutkan kehidupan, turut membantu kemampuan ekonomi, termasuk akses terhadap asuransi kesehatan, membantu survivor tetap bersosialisasi, serta menjaga “asa”, khususnya bagi survivor muda dimana apabila berhenti bekerja akan merupakan perubahan besar dalam hidup mereka.” tukas dr. Dyana.