Marketplus.id – Hari ini Pemerintah Kota Tegal meresmikan pusat daur ulang sampah yang berlokasi di Kelurahan Mintaragen setelah resmi bergabung sebagai penyelenggara Program “Yok Yok Ayok Daur Ulang!” bersama dengan Trinseo, dan Kemasan Group.
Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Kota Tegal kembali menyampaikan upayanya dalam mengatasi permasalahan sampah, di mana mulai terlaksananya program percontohan pengelolaan sampah secara end-to-end.
Pusat pengelolaan sampah di Kelurahan Mintaragen ini juga menjadi Pusat Pengelolaan Sampah Kota yang pertama di Indonesia setelah terpasangnya mesin pemadat polistirena busa pada Maret 2020 lalu, yang kemudian disusul dengan hadirnya mesin predator sampah.
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono menyatakan bahwa komitmen Pemkot Tegal terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan hidup yang merupakan permasalahan kompleks bagi hampir seluruh daerah. Kota Tegal mewujudkannya dengan menjalankan Pasal 12 Undang- undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Mulai dari pengelolaan sampah di 21 TPS dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle), pemanfaatan sampah kantong keresek untuk bahan baku sepatu dan kerajinan lainnya. Bahkan, jalan di Kompleks Balai Kota Tegal dibuat dari aspal yang dicampur dengan limbah plastik.
Dikatakan Wali Kota, pengelolaan sampah dengan konsep lama yaitu dikumpulkan kemudian diangkut dan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), harus ditinggalkan, karena cara tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah sampah.
“Syukur alhamdulillah di awal tahun 2021 ini kota tegal telah membuat perubahan tatanan pengelolaan sampah, yang pada mulanya hanya dijadikan kompos, bahan daur ulang, maupun berakhir di TPA, kini telah menggunakan mesin predator yang mampu mengolah hampir semua jenis sampah yang menghasilkan briket sampah,” ungkap Dedy Yon Supriyono.
Wali Kota mengucapkan terima kasih kepada PT Kemasan Ciptatama Sempurna yang telah memberi bantuan CSR berupa mesin predator dan secara resmi dilaunching pada event Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional ini.
“Dan Kota Tegal merupakan yang pertama di indonesia yang merubah sampah menjadi briket melalui mesin predator,” ujar Dedy.
Presiden Direktur PT. Trinseo Materials Indonesia dan Direktur Sustainability Responsible Care® Indonesia, Hanggara Sukandar, berperan selaku Direktur Konsultan Keberlanjutan untuk Pusat Pengelolaan Sampah Kota Tegal juga menyampaikan bahwa kolaborasi program daur ulang ini memiliki tujuan akhir untuk mencapai ekonomi sirkular.
“Kolaborasi ini merupakan contoh sempurna yang menggambarkan bahwa dengan adanya upaya bersama seperti ini, kami membantu menutup loop lingkaran ekonomi sirkular di Indonesia dan sekitarnya,” ucap Hanggara Sukandar pada acara peresmian di Tegal.
Program ini akan mengolah sekitar 260 ton sampah per bulan, atau 10 ton per hari di TPS Mintaragen. Sampah yang dapat diolah adalah seluruh jenis sampah selain material besi dan kaca.
Program tata kelola sampah ini juga didukung oleh beberapa organisasi, yakni Responsible Care® Indonesia (RCI), Asosiasi Daur Ulang Sampah Indonesia (ADUPI), Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), dan Asosiasi Industri Olefin, Aromatik & Plastik Indonesia (INAPLAS).