27 Maret 2025
WhatsApp Image 2021-06-02 at 19.23.13

Marketplus.id Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital menyambangi kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, (2/6).

Salah satu pembicara acara yaitu Allyvia Camelia yang seorang Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura menyebutkan, saring before sharing adalah hal dasar yang mesti kita pahami dalam dunia digital.

Anak muda lebih cepat belajar menangkap apa saja yang terjadi dan tren dunia digital sementara yang jauh usianya malah bingung. Karena itu penting diadakan literasi digital pada semua lini.

“Orang-orang tua atau bahkan yang dipedalaman juga perlu literasi digital. Yang dasar saja, agar gampangnya untuk menjalani kebutuhan sehari-harilah,” ujar Allyvia.

Karenanya untuk mendukung Indonesia cakap digital, Kementrian Komunikasi dan Informatika mengadakan Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital bersama Siberkreasi. Seperti apakah literasi yang diperlukan di dunia digital? Ada banyak poin yang bisa ditekankan.

Muhammad Nafik, Ketua Inkubasi UNAIR menekan beberapa keterampilan yang harus dimiliki di era digital. Yaitu kemampuan memecahkan masalah, kemampuan koordinasi, negosiasi persuasi, mentoring, kepekaan, kemampuan skill active listening, logical thinking dan monitoring self and other, kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan pertimbangan cost benefit serta competitive juga multitasking.

“Era digital ini orang  bisa di mana saja. Orangnya memang tidak bisa kemana-mana, tapi bisa berada di mana-mana. Jadi maksimalkan saja. Melek teknologi. Kalau ga mau melek ya artinya ingin mati, tapi kalau mau hidupnya panjang ya harus berubah mengikuti teknologi,” tutur Nafik.

Sementara itu Rendy Herdiansyah, seorang content creator di Instagram menyebutkan untuk bisa berkarier di sosial ada do and don’t yang harus dilakukan. Bersikap kreatif, tentukan arah pencitraan diri yang ingin kita bangun dan buat kolaborasi. Ketiganya sangat penting untuk membangun diri di dunia digita. Sementara itu janganlah menyebar atau membuat hoax, tutur kebencian/bullying dan mencuri karya orang lain.

“ATM itu penting, amati tiru modifikasi. Konsep boleh agak sama, tapi tidak sama persis. Nggak usah mikir kejauhan, cukup maksimalkan gadget yang kamu punya. Apalagi sekarang udah modern, kamera HP udah lebih dari 3 harusnya bisalah,” ungkap Rendy.

Key Opinion Leader yang bergabung kali ini adalah Vivi Lutviana. Ia menjelaskan jangan pernah minder untuk membuat perubahan diri sendiri. Era sekarang memaksa kita untuk lebih sigap beradaptasi dan hal tersebut bukan masalah besar. Berevolusi menjadi lebih baik akan mendatangkan keuntungan dan self-improvement yang tak bisa kita kira.

“Hal-hal kecil yang kita anggap sepele ternyata bisa saja dicari orang lain. Peluang-peluang kecil bisa mempertemukan kita dengan dunia yang lebih luas. Saya memanfaatkan semua teknologi yang ada. Bahkan saya baru memulai tiktok karena untuk adalah peluang,” jelasnya.

Tak ketinggalan Tio Dharmawan, Dosen Fakultas Ilmu Komputer UNEJ menerangkan tentang VPN alias Virtual Private Network. Biasanya VPN digunakan ketika seseorang ingin menutupi ip addres atau saat sebuah situs tidak bisa diakses di Negara tertentu. Maka VPN menjadi solusi untuk tetap bisa mendapatkan akses.

“Tentu saja ketika servernya berubah, ada bahaya lain atau jejak digital lain yang ditinggalkan. Pengetahuan akan penggunaan VPN yang sekarang marak tuh gampang banyak aplikasinya membuat seseorang lupa bahwa walau tidak di server Indonesia, jejak digital Anda tetap ada,” jelasnya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini menitikberatkan pada 4 pilar digital. Yaitu kemampuan digital, etika di dunia digital, budaya digital dan juga keamanan digital. Terus bertambahnya angka pengguna digital diharapkan juga berbanding lurus dengan pengetahuan digital yang dikantonginya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *