
Marketplus.co.id – Berbekal pendidikan SMK Farmasi di bidang keahlian Asisten Apoteker, Suci Nirmala mengawali karirnya di sebuah klinik kecantikan. Tak ingin membebani orang tua dan ingin mempunyai penghasilan sendiri, Suci Nirmala memutuskan untuk terus bekerja di usia yang sangat belia.
Pengalaman selama kurang lebih 2 tahun di klinik kecantikan, ia fokus belajar tentang skincare, formulasi suatu produk dengan berbagai bahan aktif dan bahan tambahan, indikasi produk, efek sampingnya hingga langkah pembuatannya dan berbagai aspek farmasetika lainnya.
“Dengan passion dan kemampuan yang saya miliki, saya yakin bisa mengembangkan diri tanpa gelar Sarjana. Saat ilmu bertambah a.k.a upgrading, kemampuan kita akan mampu melebihi orang lain sehingga employer akan memandang kita sebagai aset yang priceless atau tidak ternilai,” ungkapnya
Pada akhir tahun 2012, Suci pun memberanikan diri untuk memasarkan produk skincare. “Akhirnya dengan modal 1 juta rupiah yang merupakan gaji terakhir saya, saya mencoba memberanikan diri berjualan produk skincare milik orang lain tanpa berpikir mengenai untung rugi. Alhamdulillah dalam waktu 3 bulan, produk saya cukup dikenal di lingkungan saya saat itu yaitu keluarga, teman, tetangga dan lainnya,” kenang Suci Nirmala.
Ia menuturkan, media sosial seperti Instagram dan Facebook merupakan sarana untuk memiliki jangkauan pasar yang lebih luas.
“Pada awal saya merintis usaha, begitu banyak skincare “tidak aman” karena pada saat itu pengguna skincare tidak sekritis saat ini. Sedangkan saya berprinsip bahwa keamanan customer adalah yang utama,” ujarnya.
Suci mengaku sudah bermimpi memiliki klinik sejak tahun 2013, namun saat itu ia ingin fokus memasarkan skincare dengan modal yang dimiliki dan keyakinan yang kuat.
“Alhamdulillah tanpa riba dan pinjaman bank saya membuka klinik pertama saya dengan brand ‘Airin’ di usia 21 tahun. Selalu dengan prinsip: klinik saya harus aman, dengan legalitas dan izin yang terdaftar meskipun saat itu peraturan mengenai legalitas klinik masih longgar,” kata Suci.
Di usia yang ke 28 ini, Suci telah memiliki 7 cabang klinik Airin di Kota Bandung, Jakarta Selatan, Bekasi dan Malang. Selain itu juga brand skincare Airin (Airinderm Aesthethic, Airinbeautycare dan Airin for Men) sudah dikenal di seluruh Indonesia dan selalu memiliki customer loyal.
Sampai saat ini Airin tidak membuka franchise dan investasi modal, melainkan cashflow real dari keuntungan yang dijadikan modal. Menariknya, Suci menargetkan akan membuka 1-2 cabang klinik Airin tiap tahunnya.
“Insya Allah di tahun 2021 ini saya akan membuka cabang di Kota Malang, dan Tangerang,” ungkapnya.
Suci menambahkan, untuk menjalankan usaha, saat ini tidak bisa hanya perlu bermodalkan “jualan produk” namun ada yang lebih penting yaitu Personal Branding, Brand Branding dan Product Branding.
“Tidak bisa berfokus hanya pada penjualan dan penghasilan (money oriented) namun juga berfokus pada customer (customer oriented) saat menggunakan produk dan melakukan treatment di Airin Skin Clinic. Salah satu cara Airin bertahan saat pandemi adalah dengan memprioritaskan protokol kesehatan anti Covid-19, dimana customer dapat merawat kulit tanpa merasa khawatir,” jelas Suci.
Airin memperhatikan segala cakupan aspek seperti Excellent Service, kualitas produk, kualitas pelayanan, fasilitas yang diberikan, pengalaman Customer, keamanan dan kenyamanan Customer. Dengan goals para customer mengenal brand Airin, bangga menggunakan brand Airin, dan dikenal dari A sampai Z.
“Hal tersebut yang kami pertahankan sejak awal, sehingga dalam kondisi apapun (termasuk pandemi ini) Airin tetap bisa eksis, bertahan dan berkembang,” tutupnya.