
Marketplus.id – Jika berbicara tentang dunia digital atau yang lebih spesifik yaitu sosial media, tidak akan pernah lepas dari konten. Sementara itu tak banyak orang yang sadar akan pentingnya copywriting dalam sebuah konten. Bagaimana cara menyampaikan konten kita tidak salah persepsi. Menyampaikan kisah yang begitu panjang dengan keterbatasan karakter di sosial media tertentu, bisa-bisa yang ingin diulas tidak tepat .
Karenanya dibutuhkan copywriting dalam sosial media. Terutama jika Anda ingin menyampaikan pesan tentu misalkan seorang influencer ataupun berniaga di dunia digital.
Pemaparan M Arie Iswandi, ST Copywriter Prima Inovasi Teknologi dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021) menyebutkan masing-masing platform memiliki karakteristik sendiri yang harus dipelajari.
Untuk menyempurnakan copywriting Anda ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Perkuat engagement untuk Facebook dan Instagram, perkuat watch time untuk YouTube dan TikTok, terus praktek, jangan pernah menyerah dan Arie pun menambahkan jangan lupa berdoa.
“Yang mempengaruhi engagement sosmed itu ada tiga Pertama posting dikomen, kedua di-like dan kita berterimakasih, ketiga amplification seberapa banyak status kita di-share orang lain. Untuk mendapatkan ketiganya makanya kita unggah status yang berkualitas dan menghibur,” jelas Arie.
Namun banyaknya keberagaman konten dan semua memasarkan produk di dunia digital membuat pola hidup konsumtif masyarakat Indonesia semakin tinggi. Muchamad Taufiq, S.H.,M.H.,CLMA. Dosen dan PLT Ketuaa PMI Bondowoso menjelaskan disanalah peran literasi digital bergerak. Untuk mengubah mindset konsumtif menjadi produktif.
“Ada larangan kita harus di rumah. Lalu gimana harus memenuhi kebutuhan jika semua harus di lakukan di rumah? Sekarang udah mudah, kita gerakkan saja aplikasi. Tapi ini malah jadi virus baru. Kalau anak-anak muda sekarangitu mager. Corona mungkin bisa berlalu tapi prilaku konsumtif kita akan terus berjalan. Maka pilih konten yang sesuai kebutuhan bukan keinginan,” jelas Taufiq.
Taufiq pun memaparkan ada 3 pilihan untuk menyikapi digitalisasi. “Pertama mengikuti arus tentunya untuk hal baik, melawan arus dengan positif dan menciptakan arus baru,” tuturnya.
Sementara Slamet Riadi, S.Pd Staff Kepegawaian dan Sarpras SMAN 1 Bondowoso memaparkan tentang pengenalan hardware dan softeware serta fungsinya. Hardware dan software dalam dunia digital patut dikenali, namun seiring berjalan waktu teknologinya terus berkembang. Begitu juga dengan software yang terus berevolusi dan upgrade.
“Semua tergantung kebutuhan. Tentunya kebutuhan YouTuber dengan programmer secara hardware budgetnya lebih besar ketimbang yang dipakai untuk sehari-hari saja. Karena spesifikasinya juga lebih tinggi,” terang Slamet.
Pipit Andriani International Debate and Public Speaking Coach ikut memberikan insight cara aman berinvestasi online. Karena dewasa ini investasi online menjadi salah satu keuntungan yang menjanjikan. Banyak yang dengan serius menekuninya, banyak juga yang coba-coba saja.
“Misalkan teman-teman mau investasi saham, maka cek kesehatan perusahaannya, hindari saham gorengan dan cek dividennya berapa serta kapan,” Pipit pun mencontohkan.
Pipit memaparkan strategi membeli sahamd dibutuhkan fundamental analisis kesehatan keuangan perusahaan, lalu dividen, technical analysis, choose uptrend stock, dollar cost averaging, reksadana dan lain-lain.
Nurrohman Adi Assajjad Ketua Paguyuban Duta Wisata Gus & Yuk Kabupaten Mojokerto sebagai Key Opinion Leader dalam webinar kali ini juga menekankan rumus baik dan bijaksana bersosial media.
“Terjadi pada saya sendiri saat itu saya men-share tentang link donasi untuk Palestina di story. Saya tidak menelaah dan main repost saja karena merasa itu hal baik. Tapi kemudian ada teman bilang ini nggak benar. Saya langsung take down. Sekarang saya benar-benar harus banyak cek cek sebelum post,” kisah Nurrohman.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital berlangsung hampir di semua kabupaten di beberapa pulau di Indonesia. Hasil kerjasama Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Siberkreasi. Ada empat pilar yang menjadi titik berat yaitu kemampuan digital, etika berdigital, budaya digital dan keamanan digital.