26 Maret 2025

Marketplus.id – Dunia digital telah memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk terhubung dengan melintas batas wilayah, bahkan budaya. Aktivitas digital seperti mengunduh, mengunggah dan membagikan konten yang akhirnya akan berupaya membangun relasi dan kolaborasi antarpengguna platform digital. Untuk itu, penting adanya etika digital.

Menurut Ade Irma Sukmawati, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dan Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

“Adanya empat kompetensi etis yang mesti dimiliki dalam bermedia digital. Yakni, kemampuan individu untuk mengontrol perilaku di media digital dengan penuh tanggung jawab, integritas, dan kebajikan,” ujar Ade dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (25/6/2021).

Empat kompetensi tersebut terdiri atas pertama, paham dan menerapkan etiket di ruang digital saat berkomunikasi secara one to one atau one to many. Kedua, paham dan waspada atas pesan hoaks, perundungan, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya.

Ketiga, paham dan melakukan interaksi, partisipasi dan kolaborasi dengan penuh tanggung jawab, integritas, bermakna dan bermanfaat. Dan keempat, paham dan melakukan interaksi serta transaksi elektronik dengan penuh tanggung jawab, berintegritas dan sesuai aturan.

Lanjut Ade, dengan menyebut prinsip-prinsip etis bermedia digital. Di situ ada unsur kesadaran, yakni menyempatkan waktu, menyediakan waktu untuk berpikir sebelum berinteraksi dan berpartisipasi.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (25/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Martin Anugrah (Cameo Project), Fikri Mohammad Hakim (Senior Manager Safety Garuda Indonesia), Puspo Galih Wichaksana (Relawan TIK Kalimantan Barat), dan Key Opinion Leader Nattaya Laksita M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *