Marketplus.id – Pornografi merupakan salah satu ancaman negatif di ruang digital yang perlu dijauhkan, khususnya bagi anak-anak usia dini. Yakni sisi dark web yang salah satunya adalah pornografi. Karena itu, literasi digital salah satunya mencakup kemampuan dalam menjaga keamanan dan keselamatan digital penggunanya.

Keamanan digital merupakan proses untuk memastikan penggunaan layanan digital secara aman dan nyaman. Perlu memahami penggunaan perangkat digital dan identitas digital, mengetahui jejak digital yang mesti dijaga, mewaspadai penipuan digital, juga memahami keamanan digital bagi anak.

“Proteksi perangkat digital dan identitas digital menggunakan password, memasang antivirus, menyetel pengaturan privasi akun dan perangkat digital. Proteksi tersebut untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan informasi dan digunakan untuk melakukan penipuan digital,” jelas Destia Widyarani, Dosen Prodi DKV Keperawatan Universitas Bondowoso dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Jumat (10/9/2021).

Sedangkan jejak digital merupakan segala sesuatu yang ditinggalkan dari aktivitas digital. Jika secara tidak hati-hati menggunakan internet untuk mengunggah data pribadi yang berlebihan, jejak tersebut bisa disalahgunakan orang lain. Sehingga dalam berinternet mesti bijak.

“Ada dua hal yang harus dicermati tentang keamanan digital bagi anak yaitu kecanduan gawai dan bahaya terpapar konten pornografi. Orang tua perlu mendampingi anak ketika bermain di ruang digital supaya tahu apa yang mereka tangkap dan mereka lihat di internet tidak semuanya baik,” terangnya.

Pornografi sendiri ada kaitannya dengan dark web dan itu berbahaya karena dapat merusak otak, membuat anak susah dalam membedakan nilai baik dan nilai buruk, terancam terjebak dalam prostitusi online. Keterusan mengakses konten pornografi membuat orang menjadi tidak peka terhadap lingkungannya.

“Menangkal konten pornografi harus dilakukan pemahaman dari berbagai pihak. Dari sisi guru harus membeberkan pengertian bahayanya pornografi di internet. Dari sisi murid tidak boleh menyebarkan konten pornografi karena bisa tersandung UU ITE. Dan jika menjadi korban, jangan takut untuk melapor. Sedangkan dari sisi orangtua perlu memberi pendampingan dan pengawasan anak ketika menggunakan perangkat digital,” imbuhnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Jumat (10/9/2021) juga menghadirkan pembicara NS. Siti Riskia (Dosen Tetap Program Studi DKV Keperawatan Universitas Bondowoso), Ayrton Edoardo (Founder & Director Crevolutionz), Ganang Aditya Prakoso (Laboratorium Officer Business Hotel Management Binus University), dan Rahne Putri (Head of Branding & Communication dan Content Creator) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *