Marketplus.id – Media sosial memudahkan masyarakat dalam mencari informasi. Namun, informasi yang bermunculan di media sosial tidak sepenuhnya benar dan dapat dipercaya.

Miftahun Nadzir, Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menjelaskan, banyak yang justru membuat masyarakat tersesat. Jika tidak hati-hati, masyarakat bisa terjebak dan percaya dengan kabar palsu alias hoaks.

“Tentunya, hoaks ini disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan punya tujuan tertentu. Lalu bagaimana caranya agar bisa mengetahui sebuah informasi hoaks atau fakta,” ungkap Miftahun, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (27/9/2021).

Ia menerangkan, Berita hoaks, atau hoaks, adalah berita bohong yang kebenarannya harus dibuktikan dan diperiksa dulu melalui data dan fakta yang ada.

Agar dapat menyikapi dan mengatasi penyebaran berita hoaks, Anda perlu mengenali ciri-ciri berita hoaks terlebih dahulu. Kemudian, menerapkan dan mensosialisasikan pentingnya literasi digital agar tidak jadi netizen sesat, seperti:

  • Jangan Mudah Terprovokasi dengan Judul Berita

Artikel dengan judul clickbait memiliki isi yang sama sekali tidak berhubungan dengan headline artikel. Berita semacam ini biasanya dibuat dengan tujuan tertentu, misal untuk mendongkrak jumlah visitor atau viewers, yang pada akhirnya berhubungan dengan seberapa banyak uang yang bisa didapatkan. Baca dan pahami dengan perlahan agar tidak terprovokasi. Biasanya, berita hoax menggunakan judul berita bertipe clickbait ini.

  • Bersikap Kritis terhadap Apapun yang Didapat

Siapapun bisa menulis berita di internet. Namun tak semua orang memiliki kapasitas serta tanggung jawab terhadap apa yang ditulis. Untuk itu Anda harus mencari tahu apakah berita tersebut valid. Cara memeriksa valid tidaknya suatu berita, Anda bisa mencari referensi lain mengenai bahasan yang sama.

  • Utamakan Logika

Selalu gunakan logika saat mendapati suatu berita yang belum diketahui kebenarannya. Seperti berita tentang konspirasi corona yang santer terdengar hingga broadcast yang menggiring opini agar masyarakat meninggalkan protokol kesehatan karena disebut corona hanya akal-akalan. Padukan dengan data dan jurnal ilmiah. Sudah banyak contoh bahaya berita hoaks Covid-19, sehingga Anda perlu benar-benar menyikapinya dengan bijaksana dan mencegah penyebaran berita hoaks tersebut supaya tidak semakin luas.

  • Lakukan Konfirmasi

Selalu tanyakan kepada lembaga yang bersangkutan. Lembaga profesional tidak akan mungkin sembarangan dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Tak ada salahnya jika Anda mem-follow akun-akun media sosial yang memang sudah terpercaya dalam menyampaikan konten.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, (27/9/2021) juga menghadirkan pembicara Mei Santi (Relawan TIK Jawa Timur & Ketua Program Studi Ekonomi Syariah dan Dosen STAI Muhammadiyah Tulungagung), Khanti Paramita (pebisnis online), Billy Kwanada (Wakil Ketua Bidang Pengembangan Bisnis GEKRAFS Jawa Timur), dan Gabriella Citra Andriane sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *