4 Oktober 2024

Marketplus.id – Penggunaan internet yang semakin meningkat, berbanding lurus dengan minat menggunakan WiFi. WiFi gratis kerap dicari bagi sebagian orang guna menghemat atau mengurangi pengeluaran paket data. Maka tidak heran saat ini banyak ditemui tempat-tempat yang menyediakan fasilitas WiFi gratis.

Menurut Ranita Claudiya Akerina, Training Officer PT. Equine Global, tanpa mengurangi jumlah paket data yang telah dimiliki, penggunaan WiFi gratis sangat menguntungkan bagi beberapa orang yang sangat membutuhkan. Apalagi koneksi WiFi yang cenderung kencang, makin membuat orang betah berlama-lama berselancar di internet dengan tujuannya masing-masing.

“Tapi, di balik keuntungan yang dirasakan pengguna WiFi, siapa sangka kalau ada bahaya yang mengintai dari penggunaan WiFi gratis di tempat umum ini. Salah satu bahayanya adalah data-data kamu mudah dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Ranita, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (05/11/2021).

Lanjutnya, apabila tidak berhati-hati, maka kebiasaan saat berselancar di internet bisa menyebabkan kena hack. Berikut ini beberapa bahaya menggunakan WiFi gratis di tempat umum tanpa adanya pengamanan yang kuat, seperti:

  • Akun Media Sosial Rentan Dibajak

Penggunaan WiFi gratisan yang ada di tempat umum bisa memicu terjadinya pembajakan oleh orang yang tak dikenal. Orang tersebut akan membajak akun media sosial yang kamu miliki. Tidak hanya membatas status, pelaku peretasan juga dapat memanfaatkan data kamu untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab seperti menipu orang, mengambil orang dari akun online digital, dan tindakan jahat lainnya.

  • Mendapat Serangan dari MitM

Pengguna WiFi gratisan yang ada di tempat umum juga rentan terkena ancaman melalui serangan dari Man-in-the-Middle (MitM). Ini merupakan bentuk dari penyadapan. Di mana ketika sebuah komputer atau ponsel tersambungkan dengan internet, maka data akan dikirimkan dari perangkat tersebut ke sebuah layanan atau situs web. Di sinilah mulai muncul kerentanan yang dapat memungkinkan pihak ketiga masuk di tengah-tengah transmisi tersebut dan melihat apa yang sedang kita lakukan. Sehingga membuat data yang dikirim atau digunakan selama mengakses di WiFi gratis di tempat umum ini bisa mengetahui semua aktivitas, password, dan data pribadi.

  • Virus Malware

Selain rentan data dan informasi dicuri, bahaya lain yang mengintai perangkat adalah infeksi virus seperti malware. Malware bisa menyusup ketika menggunakan WiFi gratisan di tempat umum. Hal ini dikarenakan adanya celah keamanan dan kelemahan yang ditemukan dalam sistem operasi dan program perangkat lunak, para penyerang ini dapat menyusupkan malware ke dalam komputer tanpa sepengetahuan sama sekali.

  • Adanya WiFi Kloning

WiFi bisa diduplikasi. Ya, orang bisa menduplikasi WiFi yang sudah ada sebelumnya. Orang-orang ini akan meniru nama dan SSID atau jaringan dari WiFi yang terpercaya. Tujuan dilakukannya ini adalah untuk menyadap para pengguna WiFi untuk mendapatkan informasi pribadi seperti nama, password, dan lain sebagainya.

  • Rentan Terserang Worm

Worm merupakan bentuk virus. Mirip dengan virus yang biasa ada di komputer. Kalau virus pada komputer membutuhkan program agar bisa bekerja, lain halnya dengan worm. Worm merupakan serangan yang bisa bergerak sendiri untuk menginfeksi perangkat kamu. Ketika kamu tersambung ke jaringan WiFi umum, tanpa persiapan keamanan yang benar, maka worm bisa bekerja ke dalam perangkat kamu dari perangkat lain yang tersambung ke jaringan yang sama.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (05/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Virginia Aurelia (Co-Founder Ophion Design & Craft), Riris Etikasari (Kasi SMA & PKLK Cabang Dinas Pendidikan wilayah Tulungagung), Kharisma Yanuar Turta, dan Clarissa Purba (Fashion Designer & Digital Creator) sebagai Key Opinion Leader.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *