3 November 2024

Marketplus.id — Bisnis kuliner merupakan bisnis yang digandrungi oleh seluruh kalangan pada saat ini, entah itu dari kalangan pebisnis, artis, bahkan hingga ibu rumah tangga turut menjajal bisnis tersebut. Pasalnya, bisnis ini dapat meraup keuntungan yang tidak main-main dikarenakan makanan sudah menjadi kebutuhan primer bagi setiap manusia.

Hal tersebut menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Peluang dan Strategi Bisnis Kuliner di Era Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kamis (28/7), di Makassar, Sulawesi Selatan.

Hadir sebagai narasumber adalah Humas Pemprov Sulawesi Selatan Mudrikan Hidayat Nacong; Asosiasi Sales Nasional Indonesia (ASNI) Azura; dan Sekar Arum Nurhusni selaku Relawan TIK Karawang.

Dalam webinar tersebut, Mudrikan Hidayat Nacong menyebutkan sejumlah model bisnis kuliner, diantaranya seperti bisnis outlet, mitra, vendor, outsourching, katering, dll lalu ia menyampaikan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dipikirkan sebelum membuka bisnis kuliner, salah satunya yaitu menentukan model bisnis yang ingin dilaksanakan.

Menurut Hidayat, bisnis kuliner dapat sukses di era digital karena orang membutuhkan makanan dari pagi hingga malam, dimana orang yang sudah memesan makanan dapat memesannya kembali setelah ia bangun dari tidur.

“Bisnis kuliner itu entry barrier-nya lebih mudah masuk dibandingkan bisnis yang lain, dimana di era pandemi, pemerintah mempermudah sistem perizinan bisnis kuliner,” ujarnya.

Terkait etika digital, Azura menjelaskan jenis-jenis lokapasar pada awal sesi kemudian diikuti dengan contohnya, yakni Amazon. Selanjutnya, ia menggarisbawahi bahwasannya transaksi digital di Indonesia terus meningkat, yaitu sebesar 29,6% pada tahun 2020. Hal tersebut menyebabkan dirjen pajak melirik para pedagang daring dan bisnis kuliner sehingga pajak mereka yang awalnya perlu dilaporkan dahulu menjadi terpotong secara otomatis.

“Kita bisa memasukkan produk-produk best seller kita, memasukkan promo-promo dari tanggal berapa dan tanggal berapa, dimana hal ini gratis. Selanjutnya, bisa juga dengan live. Contohnya di Tiktok lagi banyak banget ya yang jualan sambil live sampai ada free ongkir dan segala macem. Kemudian, dapat juga belanja sambil berinteraksi dengan pelanggan sehingga belanja lebih menyenangkan,” katanya.

Pada sesi terakhir, Sekar Arum Nurhusni menggarisbawahi pentingnya hak merek dagang dikarenakan selain dapat mencegah orang lain menggunakan merek yang serupa namun juga dapat menjadi bukti keabsahan dan kepemilikan eksklusif merek serta untuk mendapat perlindungan hukum. Tidak hanya itu ia juga menampilkan alur pengajuan merek hak dagang.

Sekar menyimpulkan, “Setiap pengusaha memiliki hak untuk mengamankan merek yang mereka ciptakan. Selanjutnya, merek yang dimiliki oleh pedagang dan sudah terdaftar secara resmi akan mendapatkan hak perlindungan yang kuat.”

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *