4 Oktober 2024

Marketplus.id — Sebagian orang kerap menganggap remeh dan tak mempersoalkan data pribadinya diumbar di media sosial. Padahal, kelalaian itu berpotensi terjadinya kejahatan yang merugikan pemilik data, seperti penipuan maupun kejahatan siber lainnya. Kesadaran pentingnya menjaga data pribadi di dunia digital harus dibarengi dengan kecakapan digital.

Demikian yang menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Jaga Privasimu di Ruang Digital” yang diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (29/7). Webinar ini diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun narasumber webinar ini adalah Direktur Pascasarjana Institut Bisnis dan Keuangan Nitro Rosnaini Daga; Dosen Keamanan Siber Universitas Bina Darma Ferdiansyah; dan Call Center & Customer Services Analyst analis Kalla Group Dwi Suprayogi.

Rosnaini mengatakan, penggunaan internet di tingkat global semakin masif. Di Indonesia, pengguna internet sampai awal tahun 2022 sudah sebanyak 202 juta pengguna. Perubahan gaya hidup akibat pengaruh internet yang menawarkan kemudahan dan kepraktisan, membuat masyarakat semakin percaya dan nyaman untuk beraktivitas, termasuk dalam hal transaksi keuangan. Hal tersebut membuat banyak orang abai tentang keamanan data pribadi di internet.

“Hapus riwayat penelusuran di gawai kita adalah salah satu cara mengamankan data pribadi digital. Selain itu, aktif mengelola akun, termasuk melindungi email utama dengan mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah cukup efektif melindungi data pribadi kita dari pencurian data oleh oknum tak bertanggung jawab. Yang tak kalah penting adalah jangan mudah mengumbar informasi yang bersifat pribadi di media sosial,” ujar Rosnaini.

Sementara itu, Ferdiansyah menguraikan cara yang harus dilakukan untuk melindungi data pribadi di media sosial. Langkah pertama adalah mengidentifikasi aset digital kita, seperti aplikasi pesan instan; e-mail; lokapasar (marketplace); media sosial; serta aplikasi lainnya, misalnya traveloka. Usai diidentifikasi, langkah kedua adalah mengaktifkan fitur keamanan dua langkah dan membuat kata kunci yang kuat.

“Tips lain adalah selalu waspada terhadap tautan yang tak dikenal dan mencurigakan agar sebaiknya jangan di-klik. Jangan merespon komunikasi lewat pesan instan atau telepon yang meminta informasi pribadi kita,” tuturnya.

Terkait ancaman siber, Dwi Suprayogi menuturkan, sepanjang 2021 tercatat ada 1,6 miliar ancaman siber di Indonesia. Angka tersebut setara dengan 5-6 ancaman terhadap setiap penduduk Indonesia. Tingginya ancaman tersebut lantaran minimnya kecakapan digital di Indonesia yang umumnya tak peduli data pribadi mereka tersebar di media sosial.

“Kenapa perlunya kesadaran betapa pentingnya data pribadi? Sebab, apabila data pribadi kita tersebar di internet atau media sosial, maka kita rentan terhadap kejahatan siber. Apa saja kejahatan siber itu? Misalnya, perundungan siber (cyber bullying), penipuan, maupun penyalahgunaan data pribadi yang sensitif untuk tujuan jahat. Itu harus dihindari,” kata Dwi.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *