19 Februari 2025
New_LitDig ePoster-1 Agt

Marketplus.id — Sektor pariwisata yang sempat terpuruk imbas pandemi harus dibangkitkan lagi. Melalui transformasi digital, daerah tujuan wisata bisa memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana promosi, serta mendorong semua lapisan masyarakat untuk ikut terlibat mempromosikan melalui konten-konten positif sehingga destinasi lebih dikenal.

Hal tersebut menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Membuat Pariwisata Viral di Era Digital”, Rabu (3/8), di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Hadir sebagai narasumber adalah Rektor Institut Nitro Makassar dan Ketua Masyarakat Sadar Wisata Sulawesi Selatan, Hatta Alwi Hamu; Relawan TIK dan Pendamping UMKM Go Digital, Shodiqul Masduki; serta Dosen Fikom UNPI dan NXG Indonesia, Astri Dwi Andriani.

Dalam webinar tersebut, Hatta Alwi Hamu menyampaikan, pemerintahan Presiden Jokowi tengah mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di desa melalui program desa wisata dan desa digital. Dengan mengawinkan pariwisata dan digital ini diharapkan dapat mengungkit ekonomi desa. Namun, tentunya perlu partisipasi aktif dan keterlibatan seluruh komponen masyarakat di desa.

“Di desa ada banyak sumber daya yang bisa dioptimalkan dan masyarakat bisa ikut mengelola. Harapannya, masyarakat desa tidak berurbanisasi ke kota,” ujarnya.

Untuk membangun destinasi digital di desa, sambung Hatta, salah satu caranya adalah dengan menyediakan spot-spot foto bagi pengunjung. Sehingga, pariwisata bisa viral melalui foto dan video yang diunggah wisatawan di media sosial. Selain itu, Hatta juga mendorong peran pemimpin atau figur publik dalam ikut mempromosikan destinasi wisata.  Contohnya Wapres RI ke-10 Jusuf Kalla yang ikut memviralkan keindahan Puncak Lolai di Toraja Utara, yang disebut sebagai negeri di atas awan.

Shodiqul Masduki menambahkan, sebuah konten pariwisata akan menjadi konten yang produktif manakala dibagikan dan dipromosikan sehingga audiens tertarik. Saat ini banyak tersedia aplikasi yang memudahkan masyarakat dalam membuat konten dan editing seperti Canva, Kinemaster, dan lainnya. Di sisi lain, masyarakat juga harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya agar konten yang dibuat bisa lebih menarik. Tak lupa, Shodiqul pun membagikan sejumlah tips.

“Agar konten menarik, buat sebaik mungkin. Misalnya untuk konten video, buat transisi antar scene yang bagus, tambahkan musik yang sesuai dan suara yang bagus, dan pastikan video harus menarik di awal dan juga di akhir. Saat video akan diunggah di YouTube, buat thumbnail yang menarik sehingga orang akan tertarik melihat isi videonya. Perhatikan juga durasinya agar penonton tidak jenuh,” tandasnya.

Dia menambahkan, konten pariwisata yang dibuat juga harus original dan berkualitas, punya target pasar yang jelas, konsisten diunggah secara berkala dengan memperhatikan jam tayangnya, serta menekankan branding atau pencitraan yang positif tentang keunikan sebuah destinasi.

Astri Dwi Andriani menyampaikan, untuk bisa membangkitkan lagi sektor pariwisata yang dua tahun terpuruk akibat pandemi, pengelola destinasi di daerah harus memperhatikan Unique Selling Point (USP) yaitu keunikan atau kekhasan yang membedakan dengan destinasi lainnya. Contohnya dengan mendorong wisata minat khusus dan antimainstream.

“Jenis wisata ini memang cenderung tidak memiliki pasar yang luas namun justru lebih efektif untuk memberikan promosi positif bagi dunia pariwisata. Misalnya sebuah daerah punya pantai yang bagus, bisa jadi yang kita jual atau promosikan bukan hanya pantai dan keindahan lautnya, tapi promosikan juga wisata minat khusus, misalnya bikin ajang lari marathon,” tuturnya.

Lebih lanjut, Astri pun mengajak masyarakat untuk menciptakan ‘Bali-Bali baru’ agar wisatawan mancanegara tak hanya mengenal Bali tapi punya banyak alternatif destinasi menarik saat berkunjung ke Indonesia.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *