18 Juni 2025
LitDig-ePoster_28Jun

Marketplus.id — Transaksi secara digital terus meningkat dari tahun ke tahun akibat kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan. Namun, dibutuhkan kecakapan digital agar transaksi berlangsung aman dari ancaman kejahatan siber. Keamanan digital sangat penting agar konsumen terbebas dari kerugian finansial dari intaian pelaku kejahatan siber.

Hal itu menjadi kesimpulan dalam webinar bertema “Aman dan Nyaman dalam Bertransaksi Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kamis (22/9), di Makassar, Sulawesi Selatan. Selaku moderator adalah Maggie Rudy Pranata, narasumber yang hadir yakni Ketua Program Studi Manajemen Ritel pada Institut Bisnis dan Keuangan Nitro, Amin Hamdat; Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Relawan TIK Provinsi Bali, Ni Luh Putu Ning Septyarini; dan Head of Operation PT Meraki Kreasi Bangsa, Muhammad Mikail Karimov.

Berdasar data dari Bank Indonesia, menurut Amin Hamdat, per Januari 2022 nilai transaksi perbankan digital di Indonesia mencapai Rp 4.314 triliun atau naik 62,8 % secara tahunan. Sementara nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp 34,6 triliun atau naik 66,6 % secara tahunan. Adapun transaksi menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan kartu kredit tercatat Rp 711,2 triliun atau naik 14,39 % secara tahunan.

“Dalam transaksi digital, kita juga perlu mengenal apa itu dompet digital dan lokapasar. Nah, dalam bertransaksi digital, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sejumlah tips agar transaksi secara digital tersebut berjalan aman,” ujarnya.

Tips tersebut, Amin melanjutkan, adalah agar konsumen dilarang memberikan PIN/OTP kepada siapapun, rajin mengganti kata kunci, menghindari pemakaian fasilitas WiFi publik, serta mengaktifkan notifikasi transaksi melalui SMS atau e-mail. Tips lainnya adalah mengunduh aplikasi yang resmi dan aman, dan segera melapor ke pihak berwenang apabila ada masalah dalam transaksi.

Ni Luh Putu menambahkan, dalam bertransaksi secara online, konsumen mesti mewaspadai berbagai modus kejahatan siber. Beberapa modus kejahatan siber yang kerap terjadi dalam transaksi online adalah pengambilalihan akun, pencurian data pembayaran atau transaksi, phising atau kejahatan siber melalui link palsu yang menyerupai website lokapasar, pemalsuan identitas, serta manipulasi yang memanfaatkan kesalahan konsumen dengan cara mengakses data pribadi yang bersifat rahasia. Teknik yang terakhir ini dikenal sebagai social engineering.

“Nah, apa yang harus dilakukan apabila terlanjur menjadi korban kejahatan siber? Pertama sekali adalah melapor ke polisi. Lalu, laporkan rekening yang diduga milik penipu ke situs cekrekening.id beserta kronologi kasusnya, kemudian laporkan ke pusat layanan aplikasi uang elektronik atau mobile banking sesegera mungkin,” kata Ni Luh Putu.

Sementara itu, Muhammad Mikail mengungkapkan bahwa indeks keamanan digital Indonesia untuk di kawasan ASEAN tidak bisa dibilang bagus-bagus amat. Posisi Indonesia ada di peringkat keenam di bawah Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand. Sementara Malaysia di peringkat dua dan ada Singapura yang berada di peringkat pertama. Menurut dia, keamanan digital adalah sebuah proses untuk mengamankan layanan digital dapat dilakukan secara aman.

“Keamanan ini meliputi rajin meng-up date perangkat lunak atau aplikasi pada gawai, menjaga kerahasiaan kata kunci dan PIN, serta mengamankan identitas pribadi di ruang digital,” kata Mikail.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *