Marketplus.id – Pandemi Covid-19 selama hampir 3 tahun telah melumpuhkan berbagai aspek kehidupan masyarakat, tidak saja Indonesia, tetapi secara global. Dunia properti menjadi salah satu yang terdampak cukup berat saat awal pandemi terjadi 2020.
Dampak besar dirasakan, salah satunya, karena masyarakat menahan konsumsi kebutuhan atau aset-aset yang sifatnya jangka panjang seperti properti.
Perubahan sikap masyarakat terjadi karena pandemi mengakibatkan munculnya pembatasan kegiatan ekonomi, sosial, dan mobilitas. Hal ini berdampak pada terganggunya stabilitas perekonomian nasional dan rumah tangga masyarakat.
“Kami mengamati, karena pandemi hampir tiga tahun terakhir ini, kegiatan ekonomi turun, orang mulai kurangi pembelian aset-aset yang sifatnya jangka panjang termasuk properti,” ujar Head of Communications Green Pramuka City, Lusida Sinaga di Jakarta.
Menurut Lusida, Green Pramuka City sebagai produk apartemen yang mengusung konsep “Hunian Praktis di Pusat Jakarta” juga turut merasakan bagaimana pandemi Covid-19 telah membentuk suatu ketidakpastian jangka pendek dan mendorong turunnya indeks demand properti komersial.
Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat
Tentu dorongan global melalui gerakan pemulihan oleh Presiden Indonesia di forum G-20 yang mengusung Recover Together, Recover Stronger, diharapkan menjadi spirit kebangkitan ekonomi bersama Bangsa Indonesia, seiring apa yang telah diusung pula pada tema perayaan kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia beberapa waktu lalu: Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.
“Pandemi masih ada, tetapi kami percaya dengan tindakan penanganan pemerintah. Tugas kami sebagai masyarakat ialah mengimplementasikan semangat tema G-20 maupun ulang tahun ke-77 RI yang lalu. Pandemi ditangani pemerintah, semangat kebangkitan dan pemulihan sektor properti dan pengelolaan hunian seperti yang kami lakukan di Green Pramuka City, tentu harus ditampakkan untuk mendukung pemulihan bersama ini,” kata Lusida.
Menurut Lusida, upaya bangkit dan pulih memang bukan hal mudah, tetapi harus dimulai. “Hal itu menjadi komitmen manajemen Green Pramuka City. Protokol kesehatan di kawasan Green Pramuka City tetap dilakukan sesuai instruksi pemerintah, tapi juga berbagai kegiatan yang menghidupkan komunitas mulai kami galakkan kembali,” kata Lusida.
Upaya promosi dan penjualan oleh Divisi Marketing sudah digencarkan. “Kami sudah promosi normal, jualan di mal, di properti expo, melakukan open table dan pameran di titik-titik keramaian, bahkan open house di Marketing Gallery sudah rutin setiap sekali sebulan,” kata Marketing Manager, Green Pramuka City, Barry Januar di Jakarta.
Menurut Barry, meski belum sepenuhnya sesuai target sebagaimana sebelum pandemi, geliat penjualan terus didorong.
“Semangat bangkit juga sangat membara ya di kalangan komunitas karyawan maupun penghuni. Hampir tiga tahun kita dibatasi kemana-mana dan mau apa-apa juga terbatas. Dorongan untuk bangkit dan pulih secara global dan nasional ini coba kami realisasikan dengan membangun interaksi antara karyawan dan penghuni,” ujar Lusida.
Lebih lanjut Lusida mengatakan, semangat sangat terlihat pada beberapa kegiatan yang dilakukan Green Pramuka City, misalnya beberapa kegiatan rutin bulanan yang dilakukan untuk penghuni seperti lomba catur, lomba memancing, lomba mewarnai, kegiatan bazaar, senam Jumat sore dan lomba kerakyatan 17-an antara penghuni.
Untuk karyawan juga diadakan lomba tarik tambang dan lomba futsal. Kegiatan-kegiatan ini membangkitkan kembali semangat diantara sesama penghuni dan karyawan serta menjalin silaturahmi yang lebih kuat.
“Green Pramuka City sudah kembali. Pandemi tetap ada, tapi kita tidak mau semangat pulih dan bangkit itu tertunda. Semoga dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, upaya vaksinasi yang gencar, kita benar-benar bisa melangkah maju membangun gairah ekonomi properti,” ujar Lusida.