Marketplus.id — Semakin tingginya penggunaan perangkat digital dalam berkomunikasi, hal itu menuntut keterampilan komunikasi yang baik dari setiap individu. Komunikasi yang baik bisa menghindarkan kesalahpahaman antar individu yang terlibat. Namun, jangan abaikan etika berkomunikasi.
Hal itu menjadi kesimpulan webinar yang mengambil tema “Pengembangan Diri di Era Digital dengan Menambah Keterampilan Komunikasi”, Rabu (9/11) di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni News Presenter and Producer Indosiar TV Utrich Farzah Razak Djalle; Wakil Ketua ASPIKOM Pusat Alem Febri Sonni; dan Founder Mom Influencer ID Chyntia Andarinie.
Dalam paparannya, Alem Febri Sonni menjelaskan mengenai keterampilan berkomunikasi. Menurut dia, ketrampilan jenis ini merupakan kemampuan komunikasi yang harus dimiliki untuk bisa membangun dan membina hubungan di mana saja. Di era digital, hubungan yang dibina tersebut tentu memiliki bentuk, metode, hingga medium yang berbeda. Medium tersebut, antara lain e-mail; aplikasi percakapan; media sosial; perangkat konferensi video; atau berbagi file (Dropbox, Google Drive, atau OneDrive).
“Mengapa keterampilan berkomunikasi di era digital penting? Ini dapat mempermudah komunikasi jarak jauh dan bisa dimanfaatkan menjadi proses pembelajaran, pemasaran, dan sejenisnya. Selain itu, keterampilan komunikasi juga bisa dijadikan cara untuk membangun kepercayaan, menciptakan hubungan yang lebih baik, dan meningkatkan produktivitas,” ucapnya.
Bila tidak memiliki keterampilan berkomunikasi, lanjut Alem, seseorang akan sulit membangun kepercayaan dan sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, pesan yang sebenarnya hendak disampaikan menjadi sukar dipahami. Demikian pula dalam praktik penggunaan media sosial yang rentan disalahpahami oleh audiens.
Sementara itu, untuk melatih agar bisa berkomunikasi dengan baik, Utrich Farzah menjelaskan, ada tiga kata kunci utama dalam berkomunikasi, yaitu informatif, persuasif, dan menghibur. Dalam berkomunikasi harus diketahui siapa lawan komunikasi tersebut, yang meliputi usia, gender, latar belakang, dan budaya lawan bicara.
“Melatih komunikasi bisa dimulai dari sekarang dengan cara sederhana. Cara tersebut adalah mengamati tokoh favorit komunikasi, belajar secara online melalui media sosial, atau mengikuti pelatihan public speaking,” katanya.
Sementara agar mahir berkomunikasi di depan banyak orang, lanjut Utrich, beberapa hal yang sebaiknya disiapkan dengan baik adalah memeriksa materi presentasi sebelum memulai. Memastikan tampilan video yang presisi, dan audio dalam keadaan aktif tanpa kendala. Saat berbicara, mata audiens dianggap sebagai titik lensa kamera. Terakhir, harus dijaga penampilan yang rapi, dan tertata.
Sementara itu, Chyntia Andarinie mengingatkan pentingnya etika dalam berkomunikasi. Menurut dia, tanpa ada etika, komunikasi bisa menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan, seperti kesalahpahaman, pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika komunikasi yang tidak diterapkan akan menyebabkan hubungan dengan orang lain memburuk.
“Beberapa etika dalam berkomunikasi adalah memperhatikan gaya tulisan dan tanda baca, mengatur intonasi atau nada bicara lewat sambungan telepon, dan memikirkan matang-matang tentang hal yang hendak ditulis,” ujar Chyntia.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi.