Marketplus.id — Penipuan secara digital akhir-akhir ini marak dilancarkan para pelaku dengan modus menggunakan link phising lewat aplikasi percakapan WhatsApp. Sasarannya adalah untuk mencuri data pribadi korban setelah mengklik tautan yang menjadi bagian dari link phising tersebut.
Pembahasan mengenai kejahatan digital bermodus link phising disampaikan dalam workshop bertema “Waspada Maraknya Link Phising di Aplikasi WhatsApp”, Senin, 20 Februari 2023, di Jawa Barat. Narasumber acara ini adalah Sekretaris Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Sulawesi Selatan Andi Widya Syadzwina; Pendiri Yayasan Komunitas Open Source Arief Rama Syarif; serta anggota Humas Relawan TIK Kota Cirebon Ahmad Fikri Gunawan.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dalam paparannya, Andi Widya Syadzwina mengatakan, link phising adalah upaya memanfaatkan website atau link palsu untuk menipu calon korban. Biasanya, website atau link ini terlihat mirip dengan yang asli. Data yang menjadi sasaran aksi penipuan ini adalah data pribadi (nama, usia, dan alamat), data akun (username dan password), serta data finansial (kartu kredit atau rekening bank).
“Bagaimana sebuah link phising dijalankan? Pelaku umumnya kerap mengaku sebagai customer service sebuah perusahaan dan memberikan link phising dengan dalih memberi bantuan. Atau, bisa juga penipu berkedok sebagai penjual dan meminta data pembelian lewat link phising,” ujar Andi Widya.
Cara mengetahui dan membedakan link phising dengan yang asli, menurut Andi Widya, adalah dengan mengamati bahwa situs website yang resmi dan asli ditandai dengan logo gembok terkunci. Selain itu, link phising biasanya menggunakan alphabet yang tidak standar. Apabila dicermati dengan baik, logo perusahaan yang disertakan tidak sama persis dengan yang asli.
Menurut Arief Rama Syarif, ada sejumlah cara untuk mengetahui identitas digital seseorang. Cara itu, antara lain lewat jaringan Wifi publik, situs web yang tidak aman, upaya phishing, kata sandi yang lemah, pengaturan lokasi pada ponsel pintar, atau lewat pengikut baru di media sosial yang tidak dikenal.
“Oleh karena itu, pastikan keamanan dari gawai yang digunakan atau keamanan di media sosial lewat pemakaian kata sandi yang kuat berupa kombinasi huruf dan angka. Jaga data pribadi sebaik mungkin dan jangan diumbar di media sosial. Ingat, selalu waspada untuk tidak mudah meng-klik tautan yang tidak dikenal,” kata Arief.
Arief mengingatkan agar modus link phising ini tidak dianggap remeh. Pasalnya, dampak apabila seseorang menjadi korban link phising adalah data-data pribadinya disalahgunakan atau bisa juga dijual ke pihak lain. Selain itu, korban berpotensi mengalami kerugian finansial. Contoh modus yang kerap digunakan pelaku link phising adalah dengan memberi iming-iming hadiah.
Sementara itu, dalam paparannya, Ahmad Fikri Gunawan, menyampaikan, selain menggunakan kata sandi yang kuat pada akun media sosial maupun pada perangkat gawai yang digunakan, cara agar terhindar dari penipuan link phising adalah dengan rutin memeriksa keamanan gawai. Selain itu, waspadai terhadap pesan dan telepon dari pihak yang tak dikenal. Jangan mudah tergiur tawaran hadiah yang kerap dijadikan langkah awal pelaku link phising.
“Gunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap akun atau gawai yang digunakan. Lalu, gantilah secara berkala kata sandi tersebut. Ingat, tidak ada yang aman 100 % di dunia digital. Yang bisa kita lakukan adalah hanya mengurangi resikonya menjadi seminimal mungkin,” tutur Ahmad.
Untuk diketahui, Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.