11 September 2024

Marketplus.id — Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Jumat, 24 Februari 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Kenali Bahaya dan Ancaman di Balik Aplikasi Dating Online” dengan menghadirkan narasumber Dosen FIKOM UP dan Anggota Japelidi Diana Anggraeni; Dosen UIN Alauddin Makassar dan Anggota Japelidi Andi Fauziah Astrid; dan Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar Erfan Hasim.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan bahwa selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.

Menurut Diana Anggraeni, aplikasi dating online merupakan cara menemukan dan mengembangkan hubungan dengan menggunakan situs web atau aplikasi tertentu yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dan berinteraksi pribadi dan romantis. Beberapa jenis aplikasi ini yang banyak digunakan di Indonesia, antara lain Tinder, Tantan, OkCupid, TaarufID, Bestalk, atau Grindr. Namun, menurut dia, ada ancaman bahaya di balik pemakaian aplikasi dating online tersebut.

“Contohnya adalah ancaman phising dan scam. Jenis phising artinya upaya untuk memperoleh data seseorang lewat pengelabuan, sedangkan scam merupakan bentuk penipuan lewat telepon, e-mail, aplikasi pesan, dan sebagainya yang bertujuan untuk mendapatkan uang dari sasaran pelaku,” kata Diana.

Diana menambahkan, kebanyakan rata-rata yang menjadi korban aplikasi dating online adalah perempuan. Pasalnya, mayoritas dari mereka jarang mengaktifkan fitur privasi dan mudah percaya dengan janji manis serta rela menjalin hubungan tanpa harus mengetahui latar belakang pasangan. Selain itu, korban malas membaca berita tentang kejahatan lewat aplikasi kencan seperti ini.

Sementara itu, menurut Fauziah Astrid, aplikasi kencan online sebenarnya memiliki sejumlah kelebihan, seperti jangkauan pertemanan yang luas; menghemat waktu, biaya, dan tenaga; bebas memilih kriteria calon pasangan; banyak menemukan hal yang tak terduga atau penuh kejutan; serta aman apabila digunakan dengan tepat dan benar.

“Di balik itu semua, tetap patus diwaspadai ada pelaku kejahatan berkeliaran. Ciri-ciri penipu pada aplikasi ini adalah usia yang jauh lebih muda, lalu mendadak bilang cinta, meminta tolong masalah keuangan, foto profilnya mencurigakan, dan kerap meminta data pribadi calon korbannya. Apabila terdapat ciri-ciri seperti itu, waspadalah,” kata Astrid.

Agar aman menggunakan aplikasi kencan online tersebut, Erfan Hasim memberikan sejumlah tips. Tips pertama dan utama adalah jangan mudah percaya. Menurut dia, perkenalan adalah sebuah proses. Memercayai orang yang baru dikenal melalui aplikasi kencan online sangat tidak disarankan. Pengguna tetap wajib menjaga batas-batas sebuah hubungan.

“Tetaplah berbincang dengan orang yang baru dikenal di situs atau aplikasi kencan daring. Percakapan di platform akan lebih aman dan mudah dipantau. Pengguna dengan niat buruk sering kali mencoba untuk mengganti media percakapan, seperti telepon, surat elektronik, WhatsApp, dan aplikasi pesan instan lainnya,” ujar Erfan.

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *