Marketplus.id – Hadirnya digital bank diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perekonomian Indonesia sempat mengalami kontraksi tahun lalu sebesar -2.07% dan berada di bawah Cina, Turki, dan Korea Selatan.

Hadir sebagai pembicara dalam Katadata – Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2021 (24/3), acara tahunan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam langkah konkrit bagi kesuksesan perekonomian Indonesia, Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian memperkuat posisi Amar Bank sebagai Bank Digital yang menghadirkan inovasi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam diskusi yang bertemakan Digital Banking Revolution, Vishal menyampaikan bahwa teknologi memiliki peran penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Amar Bank, pada Agustus tahun lalu, meluncurkan produk digital banking, Senyumku (mobile-only digital banking) untuk membantu masyarakat membangun kebiasaan menabung setelah kesuksesan Tunaiku, pionir digital lending di Indonesia yang diluncurkan pada 2014 untuk memperluas akses kredit kepada masyarakat yang belum atau kurang terlayani oleh lembaga keuangan formal.

Terkait digitalisasi di ranah perbankan, Ketua Dewan Komisioner OJK, Prof. Wimboh Santoso, Ph.D dalam paparan keynotenya menyampaikan, “Dengan adanya 120 juta rakyat Indonesia kelas menengah harapan, 83 juta penduduk Indonesia tergolong unbanked dan penggunaan Internet sebesar 67% di Indonesia yang dikategorikan cukup besar dan juga penetrasi smartphone sebesar 60%, hal ini menjadikan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk industri keuangan digital.”

Ia juga menyampaikan bahwa transformasi digital di sektor jasa keuangan akan menjadi game changer  bagi penyedia aktivitas keuangan di masyarakat.

“OJK senantiasa memberikan dukungan untuk mempercepat akselerasi transformasi digital dimana roadmap 2020-2025 akan diarahkan untuk memperkuat tata kelola dalam manajemen risiko terintegrasi, mendorong penggunaan IT sebagai game changer, mendorong terjadinya kerjasama penggunaan teknologi, dan mendukung implementasi digital di sektor perbankan,” imbuhhnya.

Vishal Tulsian juga menjelaskan perbedaan antara bank digital dan bank konvensional, dengan 3 lini poin, yaitu Pertama, Perbedaan Fungsi dimana bank konvensional dapat melakukan transaksi perbankan pada umumnya seperti menabung, mentransfer dan meminjam uang sementara bank digital bukan hanya sekedar internet banking, bank digital seperti Senyumku (Amar Bank) menyediakan keseluruhan rekening-rekening bank dalam satu tampilan, membantu nasabah untuk secara otomatis mengkategorikan pengeluaran untuk mengelola keuangan Kedua, Perbedaan pengalaman atau experience yang dimana sekarang lebih banyak nasabah yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang instan atau cepat sehingga bank digital harus memberikan kemudahan bagi para nasabah. Ketiga, Perbedaan Pendekatan yaitu mindset dimana bank konvensional membuka cabang dan mengharapkan ‘nasabah datang ke Bank’, sedangkan Bank Digital ‘mendatangi nasabah’.

Salah satu tantangan untuk bank pada umumnya dalam melakukan transformasi digital adalah adanya dua sisi yaitu sisi konvensional dan sisi digital dan juga kultur budaya di dalam perusahaan.

Menurut Vishal, keunggulan Amar Bank sebagai bank digital adalah pengembangan bank digital menggunakan infrastruktur cloud (teknologi awan) yang bekerjasama dengan google, “Dengan infrastruktur teknologi cloud yang kami gunakan, biaya untuk pelayanan kepada nasabah dapat jauh lebih rendah sementara skalabilitas dapat dilakukan dengan cepat. Selain infrastruktur, Amar Bank juga memiliki budaya layaknya start-up yang mendukung agility atau kelincahan yang harus dimiliki oleh bank digital untuk selalu terdepan dalam menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis. Kedepannya bank digital harus mampu menyediakan layanan yang bersifat hyper-personalization dimana bank digital yang mengakomodasi kebutuhan beragam profil nasabah sesuai dengan personanya. ” 

Menanggapi peran regulator dalam pengembangan perbankan digital saat ini, Vishal mengapresiasi dukungan dari OJK.

“OJK sangat suportif kepada kami, kedepannya kami mengharapkan dukungan dari pemerintah dan OJK dalam sentralisasi informasi nasabah yang dapat dicapai dengan teknologi blockchain, misalnya, sehingga informasi tersebut dapat diakses oleh Bank dan tidak menutup kemungkinan juga oleh perusahaan e-commerce, fintech, digital wallet dan lainnya sehingga ekosistem digital di Indonesia dapat terus berkembang dan dapat memberikan pelayanan yang lebih kepada masyarakat.” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *