15 Januari 2025

Marketplus.idKementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi menggelar Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur (31/5/2021).

Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo mengatakan, tantangan di ruang digital sangat besar, konten negatif terus bermunculan, kejahatan dunia maya terus meningkat seperti hoax, penipuan daring, perjudian, dan lainnya. Semua itu perlu kita waspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Kewajiban kita bersama untuk terus meminimalkan atau bahkan meniadakan konten negatif dan membanjiri ruang digital dengan konten positif, agar tercipta perdamaian.

“Internet harus dapat menyerukan dan meningkatkan produktivitas masyarakat seperti UMKM naik kelas. Sehingga internet bermanfaat ke seluruh lapisan masyarakat dan melek akan digital. Saya harap gerakan ini dapat mendorong inisiatif di tempat lain,” katanya.

Perkembangan teknologi informasi dan pandemi covid-19 memaksa dunia dan Indonesia mengadaptasi gaya hidup baru yang mengandalkan dukungan teknologi internet.

Menurut Achmad Nafila Rozie, Co-Founder & Cmo @Adsify.Id, para pelaku UMKM yang dulunya beranggapan sosial media atau digital yang penting ada (bukan tools utama), kini menjadi sebuah kebutuhan dan juga harus serius menekuni digital.

“Mau tidak mau UMKM harus mulai membiasakan diri untuk bersinggungan dengan digitalisasi. Transformasi teknologi penting agar produk UMKM memiliki daya saing dan pasar yang lebih luas. Namun hingga saat ini UMKM yang masuk ke digitalisasi baru 8 juta pelaku atau 13% dari total 60 juta lebih UMKM,” paparnya.

Rozie menambahkan, jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Sehingga transformasi digital adalah hal yang menguntungkan dan perlu dipertimbangkan pelaku UMKM. Kombinasi pasar dan usaha konvensional, lewat media sosial, hingga layanan e-commerce makin terbaur dan menjadi lumrah dalam kehidupan masyarakat.

“Sehingga penting untuk para pelaku UMKM mulai beradaptasi dan melakukan transformasi operasional bisnis, yang semula 100% offline menjadi kombinasi offline dan online. Apabila semakin banyak UMKM mengembangkan jangkauannya ke berbagai platform digital, pengaruhnya terhadap perekonomian akan positif,” ungkapnya.

Melalui digital, UMKM dapat menghemat waktu dan modal. Selain itu beberapa bisnis menjalankan seluruh operasi secara online untuk meminimalkan biaya. Manfaatnya, pelanggan dapat kembali melakukan kunjungan ke platform digital milik UMKM kapan saja untuk mendapat informasi atau melakukan pembelian.

“Semua itu dapat dijalankan dengan digital strategi yang benar dan juga skill penggunanya. sehingga bisnis UMKM tersebut akan terus tumbuh positif,” tutur Rozie.

Salah satu pelaku media social atau influencer, Vinsky Astari, menjelaskan, efek dari media social itu sangat besar khususnya untuk para UMKM. Seperti yang pernah dilakukan Vinsky dengan  mempromosikan sebuah warung kuliner menjadi terkenal di Jember. Karena asli Jember pihaknya mau mempromosiin kuliner khas kotanya yang enak dan menggerjakan bersama para komunitas konten creator di sana.

“Dari hal yang saya lakukan dengan konten creator di Jember sangat membantu UMKM kuliner di sana. Hasil dari konten tersebut alhamdulilah orang Jember makin mengetahui warung tersebut dan juga pendapatan warung tersebut semakin meningkat. Ini merupakan efek positif dari sosial media atau digital,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *