27 Maret 2025

Marketplus.idMengapa seseorang bisa terkena dampak negatif dari media sosial? Pertama karena hanya membaca judul tanpa isi, hanya percaya sumber tertentu dan sepihak, tidak bisa membedakan hoaks atau bukan, emosional, dan terakhir tidak paham cara memeriksa fakta secara sederhana.

Akibatnya banyak rekam digital yang tertinggal. Mungkin dampaknya tidak terasa dalam waktu dekat, namun akan terekam selamanya.

“Jejak ini gampang dilacak. Pengalaman saya, anak saya kuliah di Amsterdam kemudian dekat dengan mahasiswa di sana. Mereka serius, tapi saya nggak pernah ketemu. Setelah mau melamar untungnya saya hidup di era digital. Saya lacak dan muncul semua. Nah ini jadi hal positif. Sebalikny kita juga bisa mewarisi jejak digital yang baik. Tapi sayang kita sering abai bedakan yang rahasia dan tidak,” ujar DR. Drs. H. Suprawaoto, SH, M.Si, Bupati Magetan dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021).

Jatmiko Fitri H Owner CV Lestari Ilmu Digital Text juga menuturkan bahwa kita setidaknya jangan hanya bisa menguasai gadget tapi juga sanggup bertanggung jawab. Karena apapun yang kita lakukan di digital bahkan sampai jual beli sesuatu ada rekam jejaknya.

Teknologi bisa membuka lapangan pekerjaan baru juga mempermudah proses belajar mengajar. Informasi juga mudah dan cepat diakses dan berpindah. Teknologi juga membuat lahirnya inovasi baru dan memudahkan proses transaksi komersial.

“Negatifnya, gaya hidup jadi konsumtif, masifnya produksi konten yang mengandung hoax, ujaran kebencian, fitnah dan konten negatif, tenaga manusia digantikan robot, pelanggaran hak cipta, kejahatan cyber, kecanduan games,” tutur Jatmiko.

Dalam webinar literasi digital juga hadir Nunung Widyastuti Dirut PT Kreasi Bumi Muda yang mengulas tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dalam konten digital. Menurutnya konten bukanlah raja tapi kerajaaan. Jangan sampai dikendalikan oleh konten.

“Konten harus menarik sebagai alat komunikasi, mudah diterima, bermanfaat bagi penerima konten, konsisten dan relevan, memiliki strategi & perencanaan konten, mudah diterima oleh search engine dan pengguna dan mengetahui regulasi hukum yang berkaitan dengan konten digital,” jelas Nunung.

Melengkapi perbincangan, hadir juga Kushadi Santoso Kepala sekolah MAN 6 Magetan yang bicara tentang tren pekerjaan dan usaha di dunia digital. Serta Dea Risqi Praktisi UMKM yang menegaskan agar kita sadar data.

“Kita harus bisa memanfaatkan digital skill dengan ketertarikan kita. Memilah memanfaatkan dengan tren digital yang semakin canggih,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *