27 Maret 2025

Marketplus.idDunia digital sudah masuk di setiap lapisan masyarakat. Lompatan teknologi itu harusnya diikuti dengan kemampuan literasi masyarakat. Karena dengan kemajuan teknologi, masyarakat semakin dimudahkan. Akses informasi bisa dengan gampang didapatkan. Namun, dengan kemajuan itu, jangan sampai malah mengarah pada potensi hal yang negatif, salah satunya muncul pemahaman terorisme dan radikalisme melalui dunia digital.

Hal itu diungkapkan Matahari Timoer, Digital Literacy officer ICT Watch, dalam webinar webinar Literasi Digital untuk wilayah Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Lumajang, (7/6/2021).

“Jangan sampai, kemajuan teknologi informasi malah disalahgunakan. Apalagi mengarah pada penyebaran paham-paham terorisme dan radikalisme. Sebab di era saat ini penyebaran paham terorisme dan radikalisme sudah berkembang dan mengarah pada dunia digital,” paparnya.

Masyarakat tetap menggunakan medsos dengan bijaksana. Jangan sampai, kelompok radikal memanfaatkan agama melalui medsos.

“Berkembangnya teknologi, media sosial, semakin banyak penggunanya. Ada sisi positif dan negatifnya. Hal positif yang didapatkan misalnya bisa memudahkan masyarakat di seluruh dunia berinteraksi dalam waktu singkat. Di sisi lain, juga bisa mengancam keutuhan bangsa. Ancaman ini semakin mudah masyarakat menelan mentah-mentah informasi tanpa menyaring, bisa jadi informasi tentang ideologi radikalisme. Atau bisa juga nanti berkembang soal pembuatan bom dan aksi kejahatan lainnya,” ungkap.

Matahari menerangkan, dampak-dampak negatif seperti ini yang harus segera ditangani secara serius dengan cara melakukan langkah preventif. Karena di media sosial sekarang banyak konten-konten yang mengarah pada pemikiran terorisme dan radikalisme. Kalau tidak disaring akan menimbulkan masalah. Sehingga masyarakat  harus bijak, kemajuan teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan kepada peningkatan kesejahteraan.

“Misalnya bisa dipakai untuk dagang online atau membuat video dengan konten yang positif,” ucapnya.

Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia mengatakan, kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian.

“Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital,” ujar Joko Widodo.

Selain Matahari Timoer, Webinar Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Astini Kumalasari (Dosen Universitas Dian Nuswantoro) yang membawa tema etis bermedia digital, I Gede Putu Krisna Juliharta (Relawan TIK) pembahasan seputar tips dan trick menjaga keamanan privasi secara digital, dan juga Giri Lukmanto (Mafindo) dengan tema cakap bermedia sosial.

Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia Kegiatan ini diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *