Marketplus.id – Perkembangan teknologi dan informasi membawa berbagai dampak pada kehidupan manusia. Tidak hanya dampak baik tapi juga dampak buruk menyertai perkembangan tersebut. Salah satu hal buruk yang didapat dari majunya teknologi adalah pornografi.

Pornografi adalah sesuatu yang berbau seksual yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, tulisan, video, atau bentuk pesan komunikasi lain yang dapat membangkitkan hasrat seksual maupun nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. Pornografi berbahaya bagi anak-anak.

“Pornografi mengakibatkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada pre frontal corteks. Akibatnya bagian otak yang bertanggung jawab untuk logika akan mengalami cacat karena hiperstimulasi tanpa filter (otak hanya mencari kesenangan tanpa adanya konsekuensi). Rusaknya otak akan mengakibatkan korban akan mudah mengalami bosan, merasa sendiri, marah, tertekan dan lelah,” ungkap Risalul Ummah, Dosen Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (23/8/2021).

Dampak negatif lainnya adalah penurunan prestasi akademik, kemampuan belajar, dan sulit dalam mengambil keputusan. Anak-anak yang sedang berada di masa emasnya dalam menyerap informasi ini akan kesulitan selama berada di sekolah jika terpapar konten pornografi.

Lanjutnya, mudahnya mengakses internet membuat segala informasi bisa didapat. Hal tersebut juga termasuk akses pada situs pornografi. Edukasi tentang seks bagi remaja masih menjadi masalah yang diperdebatkan sampai saat ini. Umumnya, masyarakat masih memandang seks sebagai sesuatu yang tabu atau tak lazim dibicarakan.

“Mereka berasumsi, remaja yang mendapatkan edukasi tentang seks malah akan mendorong anak tersebut melakukan aktivitas seksual lebih dini,” jelasnya.

Menurutnya, remaja seharusnya dibekali dengan edukasi mengenai seks. Mereka membutuhkan informasi tentang perubahan yang terjadi pada dirinya, sehingga mereka peduli akan kesehatan alat reproduksinya.

“Dengan memberikan edukasi, mereka juga jadi mengetahui perilaku yang menyimpang secara seksual,” katanya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (23/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Althof Rozan (Marketing Communication), Muhammad Alvin Al Huda (CEO CV. Huni Raya Group), Moch Sofi Asrifin,S.Kom (Praktisi IT & Relawan TIK), dan Meitha Kurniasari (Experienced Secretary to BOD) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *