Marketplus.id – Banyak tujuan orang berinvesitasi, seperti meningkatkan nilai aset, melindungi aset, atau memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Psikolog Zaidatul Hikmiah juga mengatakan, selain tujuan tersebut terdapat beberapa orang, terutama generasi milenial berinteraksi karena takut ketinggalan tren atau FOMO.

Dengan Fear of Missing Out (FOMO) ini banyak orang terjun ke dalam investasi tanpa tahu risiko dan keamanan. Menurut Zaidatul hal ini harus dihindari. FOMO sendiri sebenarnya berakar dari kecemasan sosial.

“Kita perlu mengetahu basic-basic investasi, supaya investasi bukan hanya sekadar FOMO,” ujar Zaidatul saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (24/8/2021).

Sekarang ini, semua platform kehidupan sudah tersedia versi digitalnya. Begitu juga dengan invesitasi yang bisa diakses melalui gadget. Ini bisa dijadikan kesempatan kita untuk mempelajari investasi. Macam-macam investasi digital yang bisa dilakukan oleh pemula yaitu saham, emas, obligasi, P2P lending, forex, dan reksadana.

Sebelum melakukan investasi atau menentukan jenis investasi, perlu mengetahui kemampuan ekonomi dan profil risiko kita. Ia mengatakan, kedua indikator ini dapat mempermudah kita menentukan jenis investasi yang tepat. Kemampuan ekonomi ini meliputi penghasilan utama, penghasilan tambahan, dan aset yang dimiliki.

Sementara, profil risiko itu menentukan apakah kita termasuk orang dengan pendapatan tinggi dengan pengeluaran besar, pendapatan menengah dengan pengeluaran menengah, atau penghasilan terbatas dan sulit menyisihkan uang untuk investasi.

“Jika kita berada pada profil risiko tinggi, penghasilan besar dengan pengeluaran besar. Bisa kita mencoba risiko investasi yang tinggi, seperti saham, trading, forex, atau surat berharga. Return dari risiko investasi yang tinggi juga besar,” tuturnya.

Lanjutnya, untuk profil risiko investasi yang menengah biasanya investasinya berupa properti atau perhiasan. Kemudian, pada risiko rendah terdiri dari jenis investasi tabungan, tabungan berjangka, reksadana dan deposito.

Contohnya, pada aplikasi Bibit terdapat fitur untuk memilih reksadana secara otomatis sesuai dengan profil risiko yang kita miliki. Lalu, ada juga aplikasi yang menyediakan tabungan emas secara online, yaitu melalui pegadaian. Investasi emas online tidak mengharuskan kita untuk membeli secara langsung, tetapi bisa dimulai dengan nominal rendah sebesar Rp 5 ribu.

Ketika berinvestasi secara online, kita perlu memastikan keamanan aplikasi atau penyedia jasa investasi. Sederhananya, pilihlah aplikasi yang memiliki izin dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, OJK juga mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk menyampaikan informasi terkait penawaran investasi mencurigakan.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (24/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Anggia Kalista (Ketua Prodi Teknik Industri Unirow Tuban), Darwin Tenironama (Management Director IMS Hospitality), Renny Candradewi Puspitasari (Dosen Peneliti Univ Panca Marga Probolinggo), dan Purwo Arief Prayogo sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *