Marketplus.id – Sering menyaksikan banyak ketegangan yang terjadi di media sosial (medsos). Kasus-kasus penghinaan, pencemaran nama baik dan sejenisnya, yang bersumber dari ocehan di media sosial semakin banyak. Kasus-kasus itu kemudian berlanjut dalam kehidupan nyata. Banyak orang yang kemudian digelandang polisi gara-gara ocehan di medsos.

Hal itu disampaikan, Moh. Amik Aminuddin, Ketua Umum Bhakti Rikho Jatim Sejahtera, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021).

Ia menerangkan, meskipun sisi positifnya juga sangat banyak, tapi masih berpeluang terjebak dalam masalah gara-gara medsos; baik masalah hubungan sosial maupun masalah hukum. Untuk menyikapi semua itu adalah dengan menjadi pengguna medsos yang cerdas dengan mendahulukan berpikir sebelum menggerakkan jari dan jempol men-share dan mengetik ocehan.

Untuk itu, ada baiknya bisa mencoba melakukan minimal tiga hal seperti:

  1. Jangan ungkapkan sesuatu di medsos, sesuatu yang tidak bisa kita ungkapkan secara langsung. Perlu berpikir sebelum share atau posting: apakah yang akan kita share atau posting itu mampu kita ungkapkan apa tidak dalam dunia nyata. Kira-kira akan menyinggung atau menghina orang lain apa tidak apa yang akan kita share atau posting.
  2. Jangan posting apapun dalam kondisi emosi. Memang sulit, namun untuk menghindari perasaan tersinggung dari pihak lain, hal ini sangat penting. Perlu diingat bahwa setiap yang Anda posting akan ada rekam jejaknya.
  3. Kita harus sadar apapun yang kita posting, berpeluang dilihat ratusan bahkan ribuan orang. Tak ada privasi yang benar-benar aman di medsos. Oleh karena itu, berpikir sebelum posting menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021) juga menghadirkan pembicara, Stephanie Olivia (Tenaga Ahli DPR RI), Ziadatul Hikmiah (Dosen Psikolog Universitas Brawijaya), Ayrton Edoardo Aryaprabawa (Founder & Director Crevolutionz), dan Meitha Kurniasari (Experienced Secretary to BOD) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *