Marketplus.id – Netiket atau etika berinternet sebagai tata krama menggunakan di ruang digital menjadi salah satu kecakapan dasar pengguna media digital. Menjadi dasar etika adalah kesadaran bahwa setiap pengguna di dalamnya adalah manusia nyata di jaringan lain bukan sekadar layar monitor dan karakter huruf saja.
Etika dalam berbagi di media digital termasuk menghindari berbagi konten negatif berdasarkan Undang-Undang ITE yaitu yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan, atau pencemaran nama baik. Di dalamnya juga berkaitan pemerasan dan pengancaman, penyebaran berita bohong, dan menyesatkan yang berpotensi merugikan, serta penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA.
“Yang namanya berita bohong itu luar biasa efeknya. Kalau menyoroti berita bohong juga banyak jenisnya,” ujar Anggota Tular Nalar Guru Lansia dan Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Astin Meiningsi saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (20/10/2022).
Seperti misinformasi yaitu informasi salah namun orang yang menyebarkannya menganggap benar. Kemudian disinformasi sebagai informasi salah dan yang menyebarkannya mengetahuinya namun memang sengaja disebarkan. Ada pula malinformasi yaitu informasi yang memiliki cukup unsur kebenaran berdasarkan keseluruhan fakta objektif namun penyajiannya dikemas sedemikian rupa untuk merugikan pihak lain.
Astin mengatakan berbagai jenis berita bohong ini biasanya digunakan menjelang Pemilu, sehingga masyarakat harus memiliki pengetahuan terkait hoaks. Caranya salah satunya dengan berpikir kritis sebelum membagikan unggahan dengan cara mengenali sumber informasi, memahami konteks pesan, teliti juga dengan baik foto maupun video, bedakan fakta dengan opini, berhenti sejenak sebelum membagikan, jauhi devat kusir yang justru berujung pada perpecahan, dan gunakan tools untuk memeriksa fakta.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Anggota Tular Nalar Guru Lansia dan Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Astin Meiningsi, Dosen dan Ketua STIKOSA AWS, Meithiana Indrasari, serta mengundang Key Opinion Leader (KOL), seorang Public Figure Indy Barents. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.