21 Januari 2025
E-Flyer(S1)

Marketplus.id — Berdasarkan survei oleh Microsoft, warganet Indonesia termasuk yang paling tidak sopan perilakunya di media sosial. Salah satunya adalah maraknya perundungan siber atau cyber bullying yang bisa berdampak buruk pada mental korban. Perundungan siber bisa dicegah lewat pengaturan privasi di media sosial yang ketat.

Demikian kesimpulan dalam webinar yang bertema “Mencegah, Menghadapi, dan Melawan Perundungan Digital”, Kamis (3/11), di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Webinar ini menghadirkan narasumber, yaitu Dosen Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta Maria Febiana Christanti; dosen Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Lamria Raya Fitriyani; serta dosen Universitas Hasanuddin Makassar Janisa Pascawati.

Janisa Pascawati, dengan mengutip hasil riset Digital Civility Index pada Mei 2020 oleh Microsoft, terungkap bahwa Indonesia ada di peringkat pertama di kawasan Asia Tenggara sebagai negara paling tidak sopan bermedia sosial. Pengalaman perilaku tidak sopan yang pernah dialami warganet Indonesia antara lain ujaran kebencian (27 %); korban hoaks dan penipuan (43 %); serta korban tindakan diskriminasi (13 %). Sementara kelompok milenial menjadi kelompok yang paling sering dijadikan sasaran perundungan siber, yakni 54 %.

“Padahal, dampak perundungan itu luar biasa sekali, yaitu hilangnya rasa percaya diri pada anak, menghindar dari dunia luar, bersifat lebih agresif, trauma berkepanjangan, bahkan tidak menutup kemungkinan muncul keinginan untuk bunuh diri,” ujarnya.

Janisa menguraikan beberapa jenis kategori perundungan siber, yaitu flaming atau mengirim pesan bernada kasar pada seseorang. Ada pula online harassment atau mengirim pesan bernada melecehkan atau menghina. Adapula denigration atau mengirim pernyataan yang merugikan dan tidak benar kepada seseorang ke orang lain dan mengunggahnya di internet. Atau exclusion atau secara sengaja mengucilkan seseorang dari kelompok atau grup.

“Apabila terlanjur menjadi korban perundungan siber di media sosial, misalnya, blokir akun pelaku dan laporkan sikap pelaku ke pengelola platform media sosial tersebut. Pengelola platform media sosial berkewajiban menjaga keamanan penggunanya serta menyediakan pelaporan masalah perundungan siber,” katanya.

Lamria Raya juga memberikan tips menghindari potensi perundungan siber di media sosial. Caranya adalah menjaga data pribadi tetap aman dan tidak membagikannya kepada siapapun, termasuk tidak mengunggahnya ke media sosial. Selalu waspada akan tautan tak dikenal dan tidak sembarang meng-kliknya. Lalu, jangan merespons panggilan tak dikenal atau pesan yang meminta data pribadi.

“Kenali dengan seksama dengan siapa kita berkomunikasi di ruang digital. Jangan lupa gunakan perangkat antivirus pada gawai yang kita gunakan,” ucapnya.

Sementara itu, Maria Febiana menjelaskan pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi di ruang digital. Hal itu untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman antara pihak yang berkomunikasi. Penggunaan bahasa ada dua jenis, yaitu verbal atau komunikasi dengan menyusun kata ke dalam pola kalimat, dan non-verbal atau intonasi, dialek, vokal, dan gesture.

“Ragam bahasa yang harus dihindari dalam berkomunikasi di ruang digital adalah jangan berkata kasar, tidak menyinggung SARA, pornografi, kekerasan, melanggar hak privat orang lain, atau menyebarkan hoax,” ujarnya.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.  Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *