Marketplus.id – Nestlé Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pengelolaan sampah rumah tangga yang lebih optimal. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi bersama Hero Supermarket dan Rekosistem dengan menyediakan fasilitas Waste Station sebagai tempat pengumpulan sampah anorganik dari konsumen.
Upaya kolaborasi diharapkan dapat menciptakan perilaku bijak sampah yang berkelanjutan, meningkatkan angka daur ulang, serta mendukung pengembangan pengelolaan persampahan di Indonesia.
Dengan keberadaan fasilitas Waste Station di 5 area ritel Hero Supermarket yakni di Hero Taman Alfa, Hero Permata Hijau, Hero Kota Wisata, Hero Lebak Bulus, dan Hero Kemang, diharapkan dapat mempermudah konsumen dalam melakukan penyetoran sampah sekaligus melakukan kegiatan perbelanjaan pada waktu yang bersamaan.
Sejak 1971, Nestlé Indonesia selalu berupaya menciptakan manfaat bersama untuk individu dan keluarga, masyarakat, serta bumi. Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Samer Chedid menyampaikan upaya Nestlé Indonesia untuk terus berkontribusi dalam melindungi, memperbaiki, dan memperbaharui bumi melalui komitmen kemasan berkelanjutan (packaging sustainability).
“Nestlé Indonesia berkomitmen untuk terus melakukan inovasi mengembangkan kemasan berkelanjutan untuk mencapai ambisi 2025. Namun, kami juga percaya bahwa pengembangan ini perlu dilengkapi dengan dukungan terhadap pengelolaan sampah agar kemasan dikelola dengan optimal, sehingga dapat didaur ulang. Dalam mengatasi tantangan persampahan, diperlukan kolaborasi besar untuk dapat saling mendukung dan mengambil peran dari lintas pemangku kepentingan. Saya berharap kolaborasi antara industri, ritel, pegiat persampahan, dan juga masyarakat dapat berkontribusi dalam meningkatkan pengelolaan persampahan di Indonesia,” tutur Samer Chedid.
Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah tahun 2022 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebesar hampir 40% komposisi sampah bersumber dari rumah tangga, diikuti dengan 28% yang berasal dari pasar tradisional, di mana saat ini sebagian besar sampah tersebut akan bermuara di Tempat Pemroses Akhir (TPA).
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Vinda Damayanti Ansjar mengungkap “Untuk mengurangi beban TPA, diperlukan dukungan dengan meningkatkan upaya pemilahan sampah dari sumbernya, sehingga sampah yang masih memiliki nilai daur ulang dapat dikelola secara optimal, meskipun ini merupakan tantangan tersendiri. Saya sangat mengapresiasi sinergi kolaborasi antara Nestlé Indonesia, Hero Supermarket, dan Rekosistem dalam mengajak masyarakat untuk memulai kebiasaan memilah sampah, serta menyediakan fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku bijak sampah. Upaya ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, di mana diperlukan kerja sama seperti ini untuk mempercepat pengembangan pengelolaan sampah di Indonesia.”
Sejalan dengan komitmen Nestlé Indonesia dalam mendukung program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktur Hero Supermarket, Hendy menyatakan “Sebagai perusahaan retail yang berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, kami ingin memberikan aksi nyata dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik salah satunya dengan menghadirkan Waste Station Hero X Nestlé di Hero Supermarket. Melalui kolaborasi bersama Nestlé dan Rekosistem, kami berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah kemasan di TPA, serta lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dengan memanfaatkan sampah kemasan tersebut untuk didaur ulang di Hero Supermarket.”
Untuk mendorong partisipasi dalam memilah sampah sampah dari rumah tangga, program Waste Station menawarkan rewards berupa poin yang dapat ditukarkan dengan voucher belanja Hero. Setiap kilogram sampah yang disetorkan oleh konsumen memiliki nilai poin untuk dikumpulkan lalu dapat ditukarkan apabila sudah mencapai jumlah tertentu, serta sampah kemasan dengan merek Nestlé dan Meadows memiliki nilai poin lebih tinggi. Nantinya, sampah anorganik yang terkumpul akan dikelola lebih lanjut di fasilitas pemulihan material Rekosistem, untuk kemudian dilakukan pemilahan, pengolahan, dan pemrosesan sebelum dikirim ke mitra pendaur ulang atau diproses lebih lanjut secara terkontrol.
Co-Founder dan CEO Rekosistem Ernest Layman mengungkap “Sebetulnya, saat ini sudah terdapat banyak industri informal skala kecil menengah yang melakukan pengumpulan, pemrosesan, maupun pendauran ulang berbagai jenis material sampah. Namun, kami ingin melakukan upaya yang lebih sistematis, dengan skala yang lebih besar dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu, Waste Station dapat menjadi solusi manajemen persampahan yang lebih baik lagi. Nantinya, hasil penyetoran sampah di fasilitas Waste Station ini akan dikelola secara optimal untuk dapat didaur ulang”.
Dalam upaya meningkatkan angka pengumpulan dan pemrosesan sampah pasca-konsumsi, Nestlé Indonesia mendukung pengembangan pengelolaan sampah di Indonesia melalui beberapa inisiatif, diantaranya pembangunan 15 fasilitas Tempat Pengolahan Sampah 3R maupun Terpadu (TPS3R/TPST), bermitra dengan 36 pelapak dan pendaur ulang, serta menjadi salah satu pendiri dan anggota aktif dari Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO).
“Selama bertahun-tahun kami mempelajari pengelolaan sampah di Indonesia untuk memahami ekosistem persampahan yang tersedia di Indonesia. Bersama para mitra, kami senantiasa melakukan eksplorasi inisiatif baru untuk dapat terus mendukung peningkatan angka daur ulang sampah. Program waste station ini adalah upaya kami untuk mendekatkan diri kepada konsumen dan memberikan kemudahan dalam mendukung upaya pemilahan sampah rumah tangga. Dengan berlokasi di supermarket dan dengan rewards yang ditawarkan, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak lagi partisipasi masyarakat, serta di saat bersamaan melakukan kegiatan perbelanjaan untuk kebutuhan keluarga,” tutup Direktur Sustainability PT Nestlé Indonesia, Prawitya Soemadijo.