
Soppeng, 7 Oktober 2021 – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 7 Oktober 2021 di Soppeng, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital”.
Program kali ini diikuti 242 peserta dan menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari akademisi, Dian Ikha; pemengaruh, Syahrawati; dosen Dipa Makassar, Wilem Musu; dan dosen, Ninuk Wilani. Adapun moderator adalah Artha Senna. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Acara dilanjutkan dengan sesi materi yang dibuka oleh Dian dengan materi kecakapan digital berjudul “Positif, Kreatif dan Aman di Internet”. Menurut dia, tanpa keterampilan digital warganet, internet yang telah menjadi jendela informasi berpotensi memunculkan infodemi, yakni penyalahgunaan informasi mengandung hoaks. Beberapa keterampilan yang perlu dikuasai tersebut terkait kemampuan pengoperasian alat-alat teknologi digital dan informasi, daya pikir kritis, mengontrol emosi, dan membangun kolaborasi.
Berikutnya, Syahrawati menyampaikan materi etika digital berjudul “Saring Sebelum Sharing! Kenali dan Hindari Berita Hoaks!”. Ia mengatakan, hoaks atau berita bohong adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar. “Jangan mudah terprovokasi judul berita, gambar atau video sensasional, bersikap kritis dan logis, lakukan konfirmasi, saring sebelum berbagi, serta laporkan konten yang mengandung hoaks,” pesannya.
Sebagai pemateri ketiga, Wilem membawakan tema budaya digital tentang “Literasi Digital dalam Menangkal Terorisme, Radikalisme dan Separatisme”. Menurut dia, perpindahan kegiatan fisik ke ruang digital memungkinkan terjadinya infodemi, termasuk konten bermuatan radikalisme. Penanganan terhadap penyebaran paham negatif tersebut dimulai dari pelaporan masyarakat atau hasil pantauan patroli siber yang dilanjutkan ke tahap rekomendasi, verifikasi, dan penindakan oleh instansi berwenang.
Adapun Ninuk, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Memahami Aplikasi Keamanan dan Pertahanan Siber di Dunia Digital”. Ia mengatakan, dalam beraktivitas di dunia maya, sebaiknya kita memahami aplikasi keamanan dan perlindungan siber yang bisa digunakan untuk menangkal dampak buruk internet. Tiap platform media sosial memiliki fitur keamanan masing-masing yang bisa diatur setelannya untuk melakukan penyaringan hingga pemblokiran terhadap konten negatif. “Gunakan juga antivirus dan tingkatkan kewaspadaan saat berinternet agar aman di dunia maya,” tuturnya.
Selanjutnya, Artha Senna selaku moderator memandu sesi tanya jawab yang disambut hangat oleh peserta. Dalam kesempatan tersebut, peserta dipersilahkan mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Sepuluh penanya beruntung berhak mendapatkan hadiah berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 dari panitia.
Salah satu pertanyaan menarik peserta adalah tentang bagaimana meliterasi masyarakat awam agar tak terpapar radikalisme. Narasumber mengimbau untuk mulai membiasakan diri mengecek ulang informasi, lanjut ke meliterasi atau mengedukasi orang-orang terdekat di sekitar kita dengan saling mengingatkan menggunakan bahasa santun.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.