25 Maret 2025

Marketplus.id Membangun budaya literasi digital perlu melibatkan peran aktif masyarakat secara bersama-sama. Keberhasilan membangun literasi digital merupakan salah satu indikator pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Keberhasilan literasi digital yang sesungguhnya, salah satunya terwujud dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan internet secara cerdas dan positif.

Dengan demikian, kemampuan membaca masyarakat Indonesia, terutama generasi muda perlu diarahkan dengan kecerdasan memahami arus informasi digital dan keadaban bermedia sosial. Kecerdasan menggunakan platform media digital, ketepatan menyebarkan gagasan, sekaligus kejelian mengakses informasi merupakan kecakapan penting pada lini transformasi media sosial kini.

“Belum semua masyarakat siap menghadapi ancaman keamanan di media sosial. Karena masih banyak yang berpikir dunia digital adalah dunia maya. Padahal dunia digital atau sosial media jauh lebih berbahaya. Untuk itu kita harus sama-sama menjaga keamanan akun kita sendiri yang akan berpotensi membahayakan orang di sekitar kita,” kata Deddy Kusbianto, Dosen Teknologi Informatika Politeknik Negeri Malang dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kota Madiun, (3/6/2021).

Lanjut Deddy, berikut ini empat jenis pelaku kejahatan di dunia digital. Seperti kelompok teroris, pelaku pedofil atau predator online, sindikat kejahatan, dan penyerangan cyber dan black hacker.

“Ancaman terbaru pada saat ini adalah ransomware dan malware, endpoint security, phbishing dan online banking (tindak kriminal untuk mendapatkan data pribadi korban seperti id password),” paparnya.

Yuni Egawati, Kepala Sekolah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Madiun, menambahkan, pengaruh internet atau dunia digital sangat luar biasa. Karena dunia digital bagaikan pisau bermata dua. Sehingga penggunanya harus mengerti cara menggunakannya untuk sisi yang (positif).

“Karena pengaruh positif di dunia digital untuk masyarakat adalah dapat informasi dengan cepat mudah tak terbatas tempat dan waktu, memberitakan. Kemudahan untuk mendapatkan layanan tertentu lewat jarak jauh, pekerjaan online, belanja), media komunikasi sangat luas, alat-alat teknologi dan informasi berkembang dan bersaing. Sementara itu dari sisi negatifnya peredaran informasi bohong, penyalahgunaan terhadap akses digital content seperti pornografi, perjudian, dan penipuan siber,” tuturnya.

Dhimas Dwi Nugraha Hadistya, Dosen Bahasa Inggris Politeknik Negeri Malang, mengatakan kalau dipergunakan dengan positif dunia digital bisa bermanfaat buat kita. Seperti dari sisi personal branding.

“Seperti zaman sekarang bukan zamannya melamar pekerjaan lagi, tapi dilamar. Hal itu dikarenakan orang mem-branding dirinya di sosial media dengan baik dan perusahaan membutuhkan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasinya,” paparnya.

Firas Yodha Saskara, Influencer yang menjadi KOL webinar hari ini, menjelaskan dahulu orang mengenal sosial media hanya untuk berkomunikasi. Sejak berkembangnya dunia digital, sosial media bukan hanya untuk berkomunikasi, tapi sangat begitu luas.

“Salah satu contohnya adalah personal branding untuk kita sendiri mendapatkan kerjaan,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *